JAKARTA, Arcus GPIB – Status sebagai umat Allah, itulah kekuatan kita melawan dosa dan berbagai kekuatan duniawi. Ditengah berbagai pergumulan, sebagai anak Bapa, kita dibimbing-Nya, dipelihara-Nya dan dijaga-Nya, sebagaimana Mazmur 23:1-6.
Mengatakan itu Pendeta Seathiel Izaak Rabu (14/12/2022) mengangkat tema “AKU MENARUH TAURAT-KU DALAM BATINMU” mengurai Firman Tuhan Yeremia 31: 29-34.
Pada dasarnya manusia memang tidak bisa melakukan kehendak Allah dengan kekuatannya. Taurat yang ditulis dalam log batu, memperlihatkan keberdosaan manusia yang tidak mampu keluar dari ikatan dosa.
“Dengan ditulisnya Taurat dalam batin, ada kemampuan untuk melakukan kehendak-Nya. Ada kekuatan dari dalam hidup, karena hidup dibarui. Dan Allah mengampuni kesalahan.”
“Perbuatan baik, kesalehan, ketaatan yang didasarkan pada kemampuan diri manusia, sia-sia. Hanya ketika Allah menaruh Taurat dalam batin kita, dalam kuasa Roh-Nya, kita dimampukan-Nya untuk melakukan Taurat-Nya.”
“Perjanjian baru digenapkan di dalam Kristus. Ia lahir, mati dan bangkit untuk kita. Setiap orang yang percaya kepada-Nya, diampuni dosanya, dibarui hidupnya. Firman-Nya ditulis dalam batin. Maka Allah menjadi Allah kita dan kita menjadi umat-Nya.” /fsp