LAWANG, Arcus GPIB – Yayasan Diakonia (YADIA) GPIB dalam memasuki usia yang ke – 30 tahun telah melaksanakan sesuai dengan tupoksinya, yaitu sudah memiliki Rumah Asuh Anak dan Lansia yang berada di Lawang. Saat ini ada kurang lebih 37 orang tua lanjut usia dan 4 orang anak asuh.
Fasilitas di RAAL terbilang sudah baik, dengan tempat tidur yang layak dan tertata baik. Kondisi RAAL juga sangat terawat, harapannya fasilitas yang tersedia akan dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kebugaran bagi orang tua lansia, kemungkinan akan diusahakan dibangun satu ruangan yang bisa digunakan untuk latihan dan olahraga. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan para orang tua lansia agar tetap bugar di usia lanjut.
“Yayasan Diakonia kekinian sudah memasuki track yang benar artinya sudah berada dalam jalur yang benar. Ada beberapa peningkatan yang harus dilakukan tetapi semuanya itu berjalan sesuai dengan waktunya dan kemungkinan juga Yayasan Diakonia bisa melakukan study comparative, study banding ke panti–panti asuhan yang lain kira-kira apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki, khususnya the facility,” ungkap Pnt. Shirley M. van Houten-Sumangkut, Ketua IV MS GPIB.
Harapannya, kata Pnt. Shirley, ke depan YADIA tetaplah bekerja, tetaplah membangun dan tetaplah tingkatkan yang sekarang yang sudah ada menjadi lebih baik.
”Percayalah kita nggak bekerja sendiri, Tuhan pasti menyertai,” imbuh Penatua Shirley M. van Houten-Sumangkut.
Pada kesempatan itu Pendeta Ezra Sudarsono mengatakan, YADIA GPIB harus tetap dipertahankan walaupun dalam pelaksanaan kegiatan terkadang terhambat, tertunda.
”Diakonia merupakan Tri Tugas panggilan gereja selain koinonia dan marturia. Belakangan ini bukan lagi disebut tri tugas melainkan tri identitas gereja,” kata Pendeta Ezra.
Artinya, kata dia, Tri Identitas ini kalau tidak dilakukan atau dikerjakan maka identitas gereja sebenarnya sedang dipertanyakan. GPIB harus terus menggalang kegiatan karena YADIA merupakan salah satu ujung tombak.
”Di sisi lain perlunya perhatian jemaat – jemaat khususnya Iuran Tetap Bulanan. Saya (berada) di Jemaat ”Cipeucang” Cileungsi sudah mengingatkan, pokoknya kita harus dukung Iuran Bulanan itu. Karena kalau tidak, dari mana lagi bantuan dana? kalau bukan dari kita, siapa lagi,” ujar Pendeta Ezra.
Diharapkan, seluruh jemaat GPIB yang ada di 26 provinsi, 342 jemaat aktif sehingga YADIA bisa bergerak lebih baik lagi. Ia menganjurkan perlu ada semacam panduan, acuan, juklak dari YADIA, mengenai hal-hal apa yang bisa dilakukan di jemaat lokal, di Mupel kemudian di lingkup sinodal dan itu perlu diskusi atau semacam sharing bersama sehingga didapatkan manual book.
Pendeta Valerie EJ. Sumlang, Pendeta Jemaat GPIB ”Marturia” Jambi – Pos Pelkes Agape Mersam menuturkan bahwa YADIA GPIB sudah membawa dampak, baik itu bagi kehidupan warga jemaat yang ada di kota maupun yang ada di desa.
YADIA membantu para warga jemaat dalam berbagai pergumulan, baik yang mungkin dalam pergumulan ekonomi, dalam pergumulan pekerjaan dan apapun pergumulan mereka tentu saja yayasan diakonia sudah berperan aktif, active role. /fsp