JAKARTA, Arcus GPIB – Gereja terus diajak untuk peduli terhadap produk-produk investasi. Mengapa? Karena dari melakukan investasi yang benar baik di pasar modal ataupun di instrumen keuangan lainnya dapat mengangkat sisi keekonomian jemaat ataupun gereja.
Diakui, gereja belum terlalu akur dengan apa yang dinamakan berinvestasi baik di pasar modal ataupun instrumen keuangan lainnya yang mampu mengangkat sisi keekonomian gereja.

Tiga narasumber sumber dalam seminar investasi: Peserta tertarik untuk ikut berinvestasi.
Terungkap Seminar ”Investment is Easy” yang digelar di GPIB Paulus Jakarta yang diselenggarakan Yayasan Dana Pensiun GPIB Sabtu 18/05/2024, hanya sedikit saja yang mengangkat tangan yang menyatakan diri bermain di pasar saham atau instrumen investasi lainnya.
Artinya gereja masih ”Jauh Panggang dari Api” yang bermain di pasar modal atau pasar uang dan instrumen keuangan lainnya. Itu dibuktikan dari awamnya peserta yang hadir terhadap instrumen insvestasi atau cara-cara menabung. Peserta seminar investasi rata-rata menanyakan bagaimana mau memulai untuk berinvestasi atau cara-cara menabung.

Ketua Dana Pensiun GPIB Agustinus Patty menyampaikan sambutannya dalam Seminar Investasi di GPIB Paulus Jakarta.
”Saya usia 52 tahun, kerja di BUMN sebentar lagi di usia 58 tahun pensiun. Apa yang mesti saya lakukan,” tanya pria, salah seorang peserta.
Ada apa dan mengapa hanya sedikit orang yang melek investasi. Padahal bermain di ranah finansial tersebut cukup menjanjikan keuntungan, walau memang diakui bisa juga cut loss atau merugi.
Kepada Arcus GPIB, Analis Keuangan Firman Marihot di sela-sela seminar tersebut mengatakan, investasi atau menabung harus dilakukan sejak dini. Manfaatnya, sebagai bekal di usia lanjut nanti yang saat tidak produktif lagi.
”Kita harus mempersiapkan hari tua. Kita belajar dari semut mereka paham ada dua musim. Musim panas dan musim dingin mereka harus menabung mempersiapkan perbekalan di musim panas untuk musim dingin,” kata Marihot.

Peserta tampak bersemangat mengikuti Seminar Investasi hingga tuntas.
Terminologi ini, kata dia, cocok untuk jemaat di gereja, supaya aware sejak dini mempersiapkan masa tua di masa yang tidak produktif. Ini penting untuk diketahui jemaat-jemaat di gereja. Ada kebutuhan yang harus disiapkan dimasa tua. Untuk itu, lanjut Marihot, harus mengenali produk investasi dan lakukan dan mulailah menabung sejak dini.
”Mulailah menabung dari sekarang. Karena apa? Kalau terlambat untuk menabung dari sekarang ada biaya atas keterlambatan, yang kita tabung lebih mahal,” ujar Marihot.
Ia berharap, dari anak-anak gen Z sekarang harus mempersiapkan diri karena mereka akan menanggung tidak saja dirinya, tapi juga anak-anak mereka termasuk orangtua yang tidak memiliki tabungan karena ketidak mengertian mereka masa lalu.
“Gen Z dan milenial sudah aware dengan investasi. Ini yang kita ajarkan agar lebih tahu bagaimana cara berinvestasi dengan benar,” imbuhnya.
Kenapa harus berinvestasi, Ketua Dana Pensiun GPIB, Agustinus Patty mengatakan, ada banyak manfaat melakukan investasi baik di pasar modal atau pada instrumen keuangan yang ditawarkan.
”Investasi memberikan jaminan masa depan. Paling tidak supaya di masa depan kita bisa mendapatkan manfaat dari apa yang kita lakukan sekarang,” tutur Agustinus Patty.
Benar, apa yang disampaikan Agustinus Patty kepada Arcus GPIB bahwa dengan melakukan investasi diharapkan ada manfaat yang bisa diraih dari sisi finansial.
Lanjut, kata pria yang akrab disapa Agus ini, ia senang melakukan edukasi dalam hal ini gereja agar aktif melakukan investasi termasuk menabung.
Menurut Agus, seminar investasi yang melibatkan tiga tokoh keuangan termasuk pelaku di pasar modal yakni Firman Marihot, Angga Tumiwa dan Douglas Goh yang digagas Dapen GPIB ini diharapkan bisa berkelanjutan untuk melakukan edukasi bagi warga jemaat khususnya GPIB. /fsp