Laporan: John Paulus dan Frans S. Pong
TANGERANG, Arcus GPIB -Ibadah syukur agung HUT ke-13 Pelkat PKLU GPIB semarak. Acara dirangkai manis oleh Panitia diawali dengan parade-parade masing-masing Pelkat GPIB. Bahkan saat pembukaan Panitia bisa menghadirkan pembicara Pendeta I Nyoman Djepun, M.Th yang cukup dikenal dengan karya tiktoknya.
Tidak sampai disitu, Panitia juga menghadirkan Ketua I Majelis Sinode Pendeta Marthen Leiwakabessy, S.Th yang selalu tampil khas dengan pesan-pesan humanis saat berkhotbah dan sesekali humor.
“Jangan pernah ukur orang tua kita dengan uang,” demikian disampaikan Pendeta Marthen Laiwakabessy, Ketua I Mejelis Sinode saat melayani di acara Perayaan HUT ke-13 Pelkat PKLU, di Hotel Horison Grand Serpong Tangerang Banten, 12 Oktober 2023.
Penyampaian Firman Tuhan yang tidak bertele-tele, singkat, jelas dengan gaya humoris membuat opadan oma mudah mengerti apa yang disampaikan Pendeta Marthen dalam Ibadah Syukur Agung lingkup Sinodal itu.
Diawal khotbahnya, ia menjelaskan tentang pengertian Tua Renta. Apakah opa oma tua renta? Tentunya tidak! Ada 2 tema yang diuraikan dalam perhelatan tersebut, yang pertama tema besar yaitu “Lansia Mandiri Menghadirkan Persaudaraan dan damai Sejahtera bagi Bangsa Indonesia” dan yang kedua tema kecil “Tua Renta”.
Menurut KBBI Tua Renta adalah tua sekali dan sudah tidak bergigi dan bertenaga lagi . Usia lanjut merupakan hal yang tidak menyenangkan bagi setiap orang, baik itu bagi yang mengalaminya dan bagi orang sekelilingnya. Ini yang menjadi kendala dan persoalan.
Bagi yang mengalaminya mereka merasa kesepian dan putus asa, sedangkan bagi orang sekitarnya usia lanjut sebagai beban sebagai sesuatu yang merepotkan dan ada diantara anak – anak yang memasukkan mereka kedalam panti jompo dan dikunjungi pada saat Paskah, Natal dan saat dipanggil Tuhan.
Tidak heran di negara seperti China, Jepang dan Korea, kalau bicara masa tua sangat menakutkan karena mereka tidak lagi menghasilkan, tidak dianggap, tidak produktif dan tidak lagi di pandang.
“Bagaimana dengan kita,” tanya Pendeta Marthen. Opa oma diusia PKLU yang ke – 13. Jawabannya tidak dan sekali lagi tidak.
“Karena itu Anak – Anak yang ikut Ibadah Syukur Agung hari ini, jangan pernah mengukur orang tua kita dengan uang, dengan Harta dan dengan Jabatan . Karena sesuatu yang bernilai ada didalam diri orang tua kita yaitu Nasihat , Doa dan Kekuatan serta Berkat Allah yang luar biasa,” tutur Pendeta Marthen.
Selanjutnya diceritakan kisah John dan Charles Wesley , mereka berdua berhasil menjadi seorang pelayan itu bukan karena kekuatannya, melainkan karena Tuhan dan topangan doa dari orangtuanya yang sangat bernilai.
“Narasi ini masih ada korelasi dengan bacaan kita ( 2 Timotius 1 : 3 – 5 ) dimana Paulus menasihati Timotius, bahwa keberhasilanmu berasal dari Iman nenekmu Lois dan ibumu Eunike.”
“Adalagi pengalaman di sekolah STT, mereka memperdebatkan tentang alkitab siapa yang paling baik apakah terjemahan Bahasa Inggris / Ibrani / Yunani? Tapi tiba-tiba ada seorang yang mengatakan tidak, ia menjelaskan alkitab adalah Opa – Omamu, karena alkitabnya terbuka dan aku lihat sampai saat ini karena imannya.”
“Tapi sayang sekali dalam kondisi dan suasana sekarang ini alkitabnya terbuka namun kelakuannya tertutup. Hidup kita tidak terbuka dan menjadi batu sandungan bagi orang lain . Kita tidak mampu menjadi teladan bagi anak anak kita.” “Dan ingat baik – baik ALKITAB itu TERBUKA lewat TUTUR
KATA dan PERILAKU Kita. Karena itu di usia PKLU yang ke – 13 tahun, jika kita mau dihargai maka jadilah orang tua yang mampu menghadirkan damai sejahtera dimanapun kita berada,” imbuh Pendeta Marthen.
Dalam ibadah syukur itu, puji – pujian dinaikkan PS. Mupel Bekasi dan PS. Mupel Kaltim I dan usai Ibadah ada penyerahan hadiah lomba penulisan puisi untuk 5 pemenang.
“Kami Majelis Sinode mendukung Panitia memilih wilayah Banten ini untuk kita laksanakan proses HUT Pelkat PKLU. Ada 14 jemaat di wilayah Banten ini, dan akan tambah satu lagi jadi total 15 jemaat. Dan GPIB akan menjadi 345 jemaat,”tandas Ketua V Majelis Sinode Penatua Robynson Wekes.
Ketua Panitia HUT ke-13 PKLU, Irjen Pol (Purn) Adhi Prawoto meminta lansia dalam masa tua tetap mandiri dan menghadirkan persaudaraan dimanapun berada sebagaimana tema HUT ke-13 ini. Bahkan, kata Adhi, tema HUT PKLU ini bisa dipakai dalam masa-masa Pemilu 2024.
“Lansia Mandiri Menghadirkan Persaudaraan dan Damai Sejahtera Bagi Indonesia, guna menyukseskan Pemilu 2024. Pemilu kita Doakan supaya sukses dan memperoleh Pemimpin yang amanah yang diberkati oleh Tuhan,” tutur Adhi.
Ketua Dewan Pelkat PKLU Tommy Halauwet dalam sambutannya mensyukuri atas terlaksananya perayaan HUT ke-13 Pelkat PKLU di Tangerang ini yanag mana baru bisa dilaksanakan lagi setelah absen akibat adanya Covid 19.
“Ini merupakan yang pertama kali kita melakukan ibadah syukur secara tatap muka,” kata Tommy sembari berharap kiranya kegiatan ini dapat saling menghadirkan syalom, kasih persauraan, berbagi talenta, saling bersemangat meningkatkan kinerja layan sebagai warga PKL GPIB. ***