BERAU, Arcus GPIB – Bulan Pelkes 2023 yang dilaksanakan di Berau, Kaltara Berkat, melaksanakan berbagai pembinaan bagi warga jemaat, Salah satu sesi bina adalah soal Eco Church, dan pembinaan lainnya dari Dewan P.A dan Dewan PKP. Sebelumnya telah dilaksanakan pembinaan Homiletika.

Menanan pohon durian oleh Pdt. Widyati Simangunsong
Sebagaimana diketahui Safari Pelkes 2023 yang dilaksanakan pada 31 Mei 2023 – 2 Juli 2023 diawali dengan melakukan Safari Pelkes ke Lampung Utara dan berakhir di Berau Kaltim.
Dalam hal pembinaan Eco Church atau gereja ramah lingkungan di Berau juga disampaikan oleh Pendeta Samuel Karinda, Koordinator Bid. Lingkungan Hidup Departeman GERMASA. Menurutnya, gereja dalam gerakan Eco-Church/Green Church/Gereja Sahabat Alam memiliki cara pandang dan gaya hidup selaras dengan semangat pro-kehidupan dan/atau penyelamatan alam.

Pdt. Olivia Salu menanan pohon durian
Oleh karenanya, dibutuhkan pola pelayanan atau pembinaan yang secara berkelanjutan menekankan semangat ramah dan pro-penyelamatan alam tersebut.
Bahan khotbah, kurikulum katekisasi, materi-materi pelayanan kategorial (seperti sekolah Minggu, ibadah remaja dan pemuda, Persekutuan Kaum Bapak, Persekutuan Kaum Perempuan, hingga Persekutuan Lansia/usia senior).
Cara mudah terlibat dalam kegiaan ramah lingkungan menggunakan secara berulang bahan dari lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam dan energi,mengganti bahan yang merusak lingkungan dengan bahan yang ramah terhadap lingkungan, mendaur ulang bahan atau barang-barang bekas pakai untuk fungsi lain.

Pdt. Janzens Riupassa turut serta menanam pohon bakau
Memilah sampah organik, non-organik, mengirimkan sampah plastik, kertas, atau barang yang dapat didaur ulang ke bank sampah, membuat kerajinan/aksesoris dari barang bekas, yang dapat bernilai pakai dan ekonomis, membuat pupuk kompos cair dan padat.
Untuk gereja, kata Samuel Karinda, dinding-dinding gereja sebaiknya dibuat sebagian terbuka/tembus cahaya dengan instalasi kaca, atau dapat dibuka sewaktu-waktu dengan jendela, agar penggunaan listrik untuk penerangan dapat hemat.
Demikian pula atap gereja yang tembus cahaya bisa diupayakan pada bagian tertentu. Idealnya, sebelum membangun gedung gereja, dipertimbangkan dengan matang mengenai tata letak atau posisi gereja–yang turut menentukan arah cahaya yang masuk, demikian pula udara dan lainnya.
Tidak hanya sekadar wacana, kepedulian terhadap lingkungan hidup dilakukan Germasa, di Tabalar Kaltim dilakukan penanaman pohon durian di halaman gereja Pos Pelkes Tabalar, dan di Logpon Kaltin melakukan penanaman ratusan pohon bakau. /fsp