JAKARTA, Arcus GPIB – Dunia dan segala isinya adalah jalan-jalan hidup ketidakpastian, hidup adalah misteri. Tetapi Firman Tuhan adalah kepastian. Demikian disampaikan Pdt. Ny, Loide Rahmanto-Siagian S.Si dalam khotbahnya di GPIB Maranatha Denpasar pada ibadah minggu 2 Januari 2022 yang disiarkan via youtube.
“Kalau dunia dan segala isinya jalan-jalan hidup yang sedang kita jalani di dunia ini tidak ada yang pasti maka hari ini Firman Tuhan ingatkan kita tentang hal yang pasti, ya dan amin yaitu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali,” tandas Pdt. Ny. Loide mengurai Firman Tuhan dari Wahyu 22: 6 -7.
Menurutnya, Firman Tuhan berbicara soal yang pasti dalam kehidupan. Kepastian itu adalah soal kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali dan itu harus diimani sebagai orang percaya bahwa Yesus akan datang.
“Dunia ini tidak akan berakhir dengan sia-sia tapi berakhir dalam pandangan iman kita sebagai orang kristen kita percaya bahwa Tuhan akan datang untuk kedua kalinya,” tuturnya.
Pertanyaannya, kata Pdt. Ny. Loide, bagaimana seharusnya menyabut kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Bagaimana sikap hidup seharusnya yang Tuhan kehendaki, yang Tuhan inginkan.
“Kita ini kadang-kadang suka memperhatikan hidup orang lain. Kita ini sukanya memperhatikan kesalahan orang lain. Memperhatikan kekurangan orang lain. Alkitab mengajar kita tidak hidup seperti itu. Harusnya kita waspada dengan hidup kita sendiri. Apakah tutur kata kita sudah sesuai dengan Firman itu sendiri.”
“Karena bicara tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali adalah bicara tentang pertanggungjawaban apa yang kita kerjakan di sepanjang hidup kita.”
Pdt. Sandra Sormin Sihasale, S.Th pada ibadah Minggu 2 Januari 2022 di GPIB Immanuel Jakarta mengajak warga jemaat untuk taat kepada perkataan-perkataan Tuhan. Karena dengan taat pada perkataan-perkataan Tuhan orang percaya akan tetap ada dalam jalan kebenaran Tuhan.
Memang, katanaya, perkataan-perkataan Tuhan ini sulit sekali untuk dilakukan. Tapi sebagai orang percaya yang dihidupi dengan Roh Allah akan dapat melakukannya dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Allah.
“Ketika kita melakukan Firman Allah ini banyak sekali tantangannya, banyak sekali pergumulannya, banyak sekali hal-hal yang bisa membuat atau bisa mematahkan apa yang menjadi keinginan kita untuk tetap ada dalam kesetiaan kepada Allah,” tutur Pdt. Sandra. Untuk itu, kata dia, sebagai orang percaya kepada firman Allah, harus mau dihidupi oleh Firman itu.
“Apapun kondisi hidup kita, apapun pergumulan yang kita hadapi kita harus tetap mau melakukan Firman Allah secara tepat dan benar. Hikmat Allah itulah yang akan menolong untuk dapat melakukan kebenaran-kebenaran Firman Allah sepanjang hidup ini.”
Menurutnya, orang berbahagia adalah orang yang menuruti perkataan-perkataan Tuhan dan terus mempersiapkan diri menyambut kedatanganNya. “Jadi ketika Allah datang, kita sudah mempersiapkan hidup kita dengan baik,” ujarnya. /fsp