JAKARTA, Arcus GPIB – “Kerja layan kita, seperti kerja layan Paulus dan murid lainnya, adalah misi Allah. Pekerjaan ini adalah milik Allah, dan gerak layan kita dalam persekutuan bukan karena hobi, minat, atau kerja yang sama.
Demikian renungan pagi Sabda Bina Umat (SBU) Jumat, 27 Mei 2022 mengangkat tema Bergerak Dan Bekerja Sama mengurai Firman Tuhan Kisah Para Rasul 18 : 1 – 8.
Tugas pelayanan adalah bergerak dan bekerja sama dengan Roh Kudus dalam sikap rendah hati. Roh Kudus yang bergerak dalam harmoni itu memenuhi apa yang dibutuhkan anak-anak-Nya untuk menuntaskan misi-Nya.
Roh Kudus bergerak melalui dan dalam pribadi yang berbeda-beda untuk tujuan-Nya. Karya layan Paulus ditopang para sahabat.
Catatan arcusgpib.com seperti dilansir laman jawaban.com/read menyebutkan, selain karena persahabatan yang baik, Paulus tekun berdoa, menjadi teladan, berpengharapan.
Paulus sadar betul bahwa dasar pelayanannya adalah maksud dan kasih karunia Tuhan semata, dengan tujuan agar rahmat Tuhan dalam Kristus Yesus dapat dinyatakan kepada dunia (2 Timotius 1: 9-12). Sebab itu, ia selalu membawa setiap pekerjaannya, orang-orang yang ia layani, dan rekan-rekan pelayanannya dalam doa (1 Timotius 2: 1-4; 2 Timotius 1: 3).
Nasihat Paulus kepada Timotius untuk bertekun dalam firman Tuhan dan setia dalam pekerjaan pelayanannya bukan sekadar teori (2 Timotius 1: 13; 2 Timotius 3: 10). Paulus sendiri adalah orang yang sangat giat bekerja, giat belajar dan mengajarkan firman Tuhan. Meski banyak menghadapi kesulitan, ia tak kenal lelah memberitakan Injil. Tindakannya berpadanan dengan perkataannya.
Integritas Paulus mengingatkan kita untuk mengevaluasi diri: Apakah perkataan dan tindakan kita sudah selaras? Ketika kita hanya bisa bicara, tetapi tidak melakukan tindakan nyata, kita tidak akan mencapai apa-apa, apalagi menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak kita.
Paulus tidak menjadi tawar hati ketika menghadapi berbagai masalah yang menghadang. Ia tidak hanya semangat di awal, lalu kehilangan optimisme dalam proses yang sulit. Apa gerangan yang membuatnya bertahan hingga akhir? Kita bisa melihat dengan jelas pengharapan yang dimiliki Paulus dalam surat-suratnya. Pengharapan di dalam Pribadi Tuhan yang tidak berubah (2 Timotius 1: 12), pengharapan di dalam kebangkitan Kristus yang menyelamatkan setiap orang percaya (2 Timotius 2: 10), dan pengharapan di dalam janji Tuhan yang akan menyediakan upah pada waktu-Nya (2 Timotius 4: 8).
Pengharapan yang dimiliki Paulus melahirkan sikap tekun yang luar biasa. Pekerjaan yang ia lakukan untuk memberitakan Injil tidaklah mulus. Ia harus menghadapi orang-orang yang bermaksud jahat (2 Timotius 4: 14). /fsp