JAKARTA, Arcus GPIB – Hidup adalah proses belajar. Beragam pengalaman dapat membuat seseorang mengambil pelajaran penting sebagai bahan evaluasi agar hidupnya dapat menjadi lebih baik. Proses belajar juga dapat dilakukan ketika merenungkan pembacaan Alkitab.
Demikian Sabda Bina Umat (SBU) Senin pagi (20/12) yang mengajak belajar dari kekeliruan-kekeliruan sebagaimana perikop Yesaya 10 : 20 – 23.
Perikop ini dilatarbelakangi situasi Yehuda yang berada dalam tekanan berat Asyur. Raja Ahas, ayah Hizkia “mengandalkan” perlindungan Asyur. Ia kemudian berusaha lepas dari Asyur. la berupaya memperkuat pertahanan kota Yerusalem. la bersekutu dengan Fenisia dan Filistin. Tindakan ini membuat Asyur bertindak.
Saat Hizkia menyerah pada Asyur, dia harus menyerahkan upeti yang berat. Kendatipun demikian, Asyur tetap menekan Yehuda dengan mengepung, merusak dan menjarah Yerusalem. Dalam situasi inilah berita penghiburan bagi Yehuda disampaikan.
Sebelumnya dalam pasal 10:5-19, Yesaya memperingatkan Yehuda agar tidak menyandarkan diri kepada Asyur karena TUHAN akan menghukum Asyur, dan IA akan melindungi Yehuda. Dalam ayat 20-21, Yesaya memberi “tanda” adanya “sisa umat” yang akan diselamatkan.
Hukuman TUHAN bagi Asyur membuka jalan untuk kembali kepada TUHAN Siapakah “sisa”itu? Mereka adalah orang-orang yang melihat dan mengalami tindakan penghukuman TUHAN karena mengandalkan Asyur dan bukannya mengandalkan TUHAN.
Mereka adalah kaum yang selamat dan akan melakukan pertobatan kepada TUHAN. Itulah pengalaman pahit, namun berharga bagi Yehuda maupun umat TUHAN masa kini. Saudaraku ingatlah, “JANGAN PERNAH MENGANDALKAN KEKUATAN DIRI ataupun SESAMA MANUSIA!” Andalkanlah TUHAN dan bersandarlah pada-Nya, Sang Sumber Hidup, maka damai sejahtera akan dinikmati kendati dalam hidup yang sulit. ***