Home / Germasa

Kamis, 29 Agustus 2024 - 18:34 WIB

“Ketidaktahuan Menimbulkan Kebencian”

Pdt. Boydo R. Hutagalung, MA saat menyampaikan materinya.

Pdt. Boydo R. Hutagalung, MA saat menyampaikan materinya.

SETELAH Dialog Keesaan, Dialog Kebangsaan akhirnya di Hari Ketiga Peringatan Bulan Germasa tanggal 24 Agustus 2024 bertempat di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Banjarbaru – Kalimantan Selatan diadakan Dialog Lintas Iman mengangkat tema: ”Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa dengan Persaudaraan”.

Dialog Lintas Iman sangat penting dalam kehidupan ber-bangsa dan ber-negara, disaat masih ada beberapa orang atau kelompok diluar sana yang menggunakan identitas dalam mencapai tujuan dengan jalan pintas.

Dr.H. Muslih Amberi dan Pdt. Merziline C.Ressok

Dengan Dialog Lintas Iman atau Antar Agama kita bisa memahami, mengetahui dan mengerti akan kehidupan beragama masing-masing, kita tidak tertutup dengan pemahaman iman kita sendiri melainkan kita terbuka dan dapat menerima perbedaan, karena kita merupakan saudara dalam kebhinekaan dan tak mungkin ada kedamaian di dunia ini tanpa ada kedamaian antar umat beragama.

Keurgensian dialog lintas iman sangat-sangat diperlukan disaat ini kenapa! Untuk menangkal, meng-counter pemahaman yang berlebih tanpa kontrol sehingga terjebak dalam satu pola yang extreme, tatharruf.

Dari Interfaith Dialogue dapat tercipta saling pengertian, saling berbagi pengalaman dalam beragama, sharing religion, saling mengasihi, saling mengenal itulah keindahan dari dialog lintas iman, karena ada keterbukaan walaupun mungkin tidak totality sehingga hal-hal yang negative, pandangan sempit tentang agama lain dapat hilang, lose dikarenakan ada wawancara dan keterbukaan, openness satu dengan lainnya.

Pdt. Erick Tanabora , John Paulus bersama Dept. Germasa.

Purpose of interfaith dialogue, bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan kita, silaturahmi untuk persaudaraan dan kita bisa memahami budaya masing-masing, dan ini juga dapat menghilangkan prasangka, kebencian, permusuhan yang berdampak fisik akibat ketidaktahuan, ignorance yang hanya terkungkung dalam satu pemahaman.

Baca juga  Forum Ministerium Bahas Isu-isu, Pdt Henry B. Jacob S.Th: Ini Khas Mupel Jaktim

Dan dengan adanya dialog tersebut akan lahir yang namanya moderasi beragama yang kita dambakan yang juga telah disepakati menjadi salah satu kebijakan negara dalam menciptakan tatanan kehidupan yang lebih harmonis dan toleran karna dimana ada persaudaran yang rukun antar agama disitu berkat-kan tercurah, Mazmur 133.

Dialog Lintas Iman yang diinisasi dan diprakarsai oleh Departemen Germasa GPIB harus berjalan terus dan berkelanjutan, sustainable di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai, merawat negeri dan bangsa lewat pertemuan dengan para tokoh masyarakat, tokoh agama dari berbagai lintas iman.

Awalnya dari Dialog Kebangsaan Surabaya lanjut Banjarbaru dengan Dialog Lintas Iman merupakan usaha yang harus dihargai dan dihormati karna tak mudah melakukan kegiatan ini tanpa ada kolaborasi dari semua pihak, dengan menghadirkan para pembicara lintas agama yakni Bhante Saddaviro Mahathera, Kepala Vihara Dhammasoka, Mariatul Asiah dari UIN Antasari, Pdt. John Asihua, Ketum PGIW Kalsel, Dr. Muslih Amberi, Ketua FKUB Banjarbaru dan Pendeta GPIB, Pendeta Boydo R. Hutagalung, MA.

Baca juga  Berbagi Inspirasi: Ahok “Laris Manis” Di Petra dan Bukit Sentul

Kehadiran para nara sumber menceritakan tentang hal-hal yang normative dalam kehidupan beragama baik dari lingkup internal maupun external dan patut kita syukuri karena para peserta dapat juga mendengar apa-apa yang dipresentasikan khususnya kehidupan antar umat beragama, lintas iman dengan berbagai persoalan yang dihadapi khususnya di Banjarbaru yang setiap daerah tak sama permasalahannya.

Ada yang menarik yang ingin saya sampaikan yaitu speaker dari GPIB Bung Boydo, bangga melihat dia mampu memaparkan dalam dialog tersebut secara konseptual ada persiapan didalamnya dan menjelaskan tentang “Peluang dan Tantangan Dialog Lintas Iman”.

Menurutnya ada beberapa hal yang harus diketahui dalam Urgensi Dialog Lintas Iman yakni tak kenal maka tak sayang, tak paham maka benci, kolaborasi untuk banyak hal dan juga tentang Tantangan Dialog Lintas Iman yaitu teologi yang eksklusif dan sikap menghakimi, perspektif misi yang berorientasi pada proselitisasi, apologetika yang lebih menonjol serta Peluang Dialog Lintas Iman yang didasarkan pada dasar negara kita Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Kiranya ketidaktahuan, ketidakpahaman, ketidakmengertian dapat dieliminir dengan terus melakukan sesuatu yang terbaik untuk bangsa dan negara melalui acara ataupun kegiatan yang dapat mendatangkan kemaslahatan umat dan lewat Dialog Lintas Iman atau Dialog Antar Umat Beragama adalah jawabannya saat ini. Keep the spirit Departemen Germasa GPIB “LESTARI”.

Oleh: John Paulus, Yayasan Diakonia GPIB

Share :

Baca Juga

Germasa

Dua Penganut Kristen Orthodoks Terus Bertempur, Dimana Kesaksian Gereja?

Germasa

Bantul Jadi Desa Sadar Kerukunan, Menag: Pendowoharjo Cermin Indonesia

Germasa

Indonesia Rukun, Menag Yaqut Cholil Qoumas Terima Bintang Mahaputera Utama

Germasa

GPIB Ora et Labora Ditahbiskan, Pnt. Leroy S. Uguy: Rindu yang Mengkristal Siap Jadi Berkat

Germasa

Dari Pertemuan G-20, Dua Negeri Gereja Orthodoks, Rusia dan Ukarina Diminta Hentikan Perang

Germasa

Berharap Sidang Raya Toraja Sukses, PGI Gelar Doa Bersama di GPIB Paulus

Germasa

Idul Fitri 2023, Pendeta, Frater, dan Suster Gereja Menyalami Umat Muslim

Germasa

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas: Agama, Solusi Persoalan Internasional