JAKARTA, Arcus GPIB – Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) meluncurkan Alkitab hasil penyesuaian kata dan bahasa sebagaima lazimnya yang berlaku dalam bahasa Indonesia yang disebut Alkitab Terjemahan Baru edisi 2.
Peluncuran alkitab dirangkaikan dengan HUT ke-69 LAI yang dirayakan di Balai Sarbini Jakarta Kamis (09/02/2023) yang turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jend (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. Dari GPIB hadir Ketua II Majelis Sinode Pendeta Manuel E. Raintung, S.Si, M.M dan Bendahara Edy Soe Ndoen, S.E.
Hadir dalam kesempatan itu, Luhut menyatakan bangganya atas apa yang dicapai LAI dalam penyiapan dan peluncuran Alkitab Terjemahan Baru edisi 2. Ia juga senang karena ternyata alkitab yang diluncurkan tersebut juga digunakan kalangan Katolik.
Peluncuran Alkitab Terjemahan Baru edisi 2 berlangsung semarak diisi dengan berbagai acara dari menyaksikan video sejarah alkitab di Indonesia hingga drama-drama yang mengisahkan pekabaran Injil melalui penyebaran alkitab hingga ke pelosok-pelosok.
Ketua Umum LAI, Pendeta. Dr. Henriette T. Hutabarat Lebang, M.A menyatakan syukurnya atas diluncurkannya alkitab terjemahan baru TB 2 tersebut.
“Secara khusus kita mensyukuri selesainya Alkitab Terjemahan Baru edisi terbaru yang dikenal dengan TB2, yang diluncurkan bertepatan dengan perayaan HUT LAI yang ke-69 hari ini,” kata Pendeta Henriette.
Dapat dipahami apabila sudah ada kata-kata yang mulai terasa usang dan sulit dipahami terutama oleh para pembaca masa kini. Berdasarkan pertimbangan itu, LAI dalam kerja sama dengan Lembaga Biblika Indonesia (LBI), dan dalam kebersamaan dengan gereja-gereja, mengupayakan pembaruan terjemahan agar dapat lebih jelas bagi para pembaca Alkitab masa kini.
Pembaruan ini dikerjakan oleh sebuah tim lintas denominasi, dengan mempertimbangkan perkembangan mutakhir dalam bidang studi biblika, linguistik, dan penerjemahan Alkitab.
Berbagai masukan berharga telah diperoleh melalui enam konsultasi regional selama tahun 2016-2017 yang diselenggarakan bersama oleh LAI dan LBI, serta konsultasi nasional pada tahun 2018 yang dihadiri oleh para pimpinan gereja aras nasional, para uskup, para pimpinan sinode dari berbagai denominasi.
Sementara itu, Ketua Lembaga Biblika Indonesia (LBI), RP. Albertus Purnomo, OFM mengatakan, pembaruan Alkitab TB 2 ini membatu Gereja Katolik dalam mewujudkan amanat Konsili Vatikan II agar “jalan menuju Kitab Suci harus terbuka lebar-lebar”.
Kerja sama dan kemitraan yang dibangun dengan (LAI) dalam mengerjakan proyek pembaruan Alkitab TB ini secara tidak langsung mewujudkan amanat Konsili Vatikan Il.
“Gereja Katolik bersyukur dapat bekerja sama dan bermitra dengan LAI dalam menerbitkan terjemahan Alkitab TB ini. Sebab, ini mengungkapkan dengan jelas semangat ekumenis yang terus digaungkan dalam tubuh Gereja Katolik,” kata Romo Albentus.
Disampaikan, semangat ekumenis ini muncul dalam seruan Paus Fransiskus dalam surat apostoliknya Aperuit Illis (30 September 2019) yang berbicara tentang Sabda Allah.
Dalam surat itu ditetapkan bahwa hari Minggu III dalam Masa Biasa merupakan momentun untuk perayaan, pendalaman, dan penyebaran Sabda Allah.
“Kita mesti menyadari bahwa pembaruan terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Tidak ada satu pun terjemahan yang akan berlaku sepanjang zaman. Dunia terus berkembang dan berubah. Bukan hanya teknologi saja, tetapi juga perkembangan dan perubahan dalam cara berpikir dan berkomunikasi,” imbuh Romo Albertus. /fsp