JAKARTA, Arcus GPIB – Kualitas relasi pasangan suami dan istri (pasutri) dan karakter yang baik seperti ditunjukkan Manoah dan isterinya perlu diusahakan dalam kehidupan rumah-tangga Kristen setiap hari untuk merawat keharmonisan dan kerjasama.
Demikian renungan malam Sabda Bina Umat (SBU) Jumat 12 Agustus 2022 mengangkat tema Berpegang Pada Perintah Tuhan mengurai Firman Tuhan dari Hakim-hakim 13: 8-14.
Kisah Manoah memperlihatkan kepada kita pentingnya pasutri memiliki pemahaman yang benar baik tentang janji TUHAN maupun tanggung-jawab mereka sebagai rekan sekerja-Nya dalam mewujudkan rencana keselamatan.
Disebutkan, cerita Manoah juga menginspirasi tentang pentingnya mencari informasi dan konfirmasi. Selain memohon hikmat TUHAN, pasutri juga perlu memperlengkapi diri dengan wawasan yang berguna, termasuk mengenai dunia pergaulan generasi muda.
Dengan begitu, diharapkan mampu membimbing generasi muda baik untuk menghindari pergaulan buruk yang merusak hidup mereka maupun untuk melakukan apa yang baik guna menggenapi rencana TUHAN atas hidup mereka.
Sikap Manoah yang memohon petunjuk TUHAN menegaskan karakternya sebagai seorang pendamping yang saleh dan suportif. Demikian pula sikap isteri Manoah yang terbuka kepadanya tentang penyataan TUHAN juga menunjukkan kejujurannya.
Dari kisah ini tergambar bagaimana suami-istri ini tunduk karena pengenalan yang baik terhadap TuhanNya.
Situs airhidupblog menyebutkan, memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan adalah hal terpenting dalam kehidupan Kristiani. Tanpa pengenalan yang benar akan Tuhan, iman tak bertumbuh. Mengenal Tuhan dengan benar berarti memahami kehendak-Nya, rencana-Nya, dan status diri di dalam Dia.
Karena itu Paulus berdoa untuk jemaat di Efesus, “…aku selalu mengingat kamu dalam doaku,…Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” (Efesus :17).
Jadi, mengenal Tuhan berbeda dengan sekedar tahu. Dalam pengenalan akan Tuhan terkandung hubungan yang erat secara kontinu, penyerahan diri secara penuh dan juga kepercayaan.
Semakin kita mengenal Tuhan semakin kita memahami panggilan-Nya, sehingga kita sadar betapa mulianya bagian yang ditentukan Tuhan bagi kita.
Ada banyak orang Kristen belum menyadari bagian yang mulia yang disediakan Tuhan bagi mereka, karena mereka tidak mengerti panggilan Tuhan di dalam hidupnya. Rasul Paulus mengingatkan: “Dahulu memang kamu hamba dosa,…Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” (Roma 6:17b-18).
Tuhan memanggil kita sebagai hamba kebenaran, bukan hamba dosa. Ciri hamba adalah tunduk sepenuhnya kepada perintah tuannya. Orang yang mengasihi Tuhan pasti dikenal oleh Tuhan (1 Korintus 8:3), dan bukti kasih adalah taat./fsp