KEMBAYAN KALBAR, Arcus GPIB – Ketua I Mejelis Sinode GPIB Pdt Marthen Leiwakabessy meminta jemaat memperhatikan apa saja yang diperlukan untuk sebuah jemaat mandiri.
Sebagaimana diketahui beberapa syarat yang harus dipenuhi salah satunya adalah minimal 75 kepala keluarga yang harus dicapai untuk sebuah bajem dilembagakan termasuk daya dan dana.
Dan untuk personel presbiter yang melayani harus benar-benar mengerjakan tugasnya dengan baik dan sungguh-sungguh dalam melayani.
“Jadi majelis jangan hanya jadi majelis gereja,” kata Pdt. Marthen saat membawakan materi bina kepada warga jemaat Bajem Ebenhaezer Kembayan, Kalimantan Barat, Jumat (3/6).
Dalam sesi bina yang dimoderatori Pdt. Dessy Tuanakotta, Pdt. Marthen mengatakan bahwa fungsi penyambut jemaat harus dilakukan dengan baik saat menerima jemaat.
“Penerima jemaat di depan fungsinya paling benar,” kata Pdt. Marthen seraya berharap diaken dan Penatua mengerjakan itu dengan baik.
GPIB juga sangat memperhatikan ketersediaan sumber daya insani yang dipunyainya baik dari Strata-2 dan Strata-3.
“Kami (GPIB) sudah punya lulusan dari UIN (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), sudah 14 yang selesai, dua lagi ambil doktor di UIN,” katanya.
Untuk sebuah Bajem yang akan dimandirkan, Pdt. Marthen meminta warga jemaat tetap dekat dengan pemerintahan setempat. Menurutnya, bangun relasi dengan pemerintah, berkaitan dengan dana-dana yang bisa diraih untuk pengembangan sebuah jemaat.
Dalam hal keuangan kepada Bajem ataupun jemaat mandiri agar serius mengelolah keuangannya dengan baik. Dan untuk asset milik gereja sebaiknya dibukukan sebaik mungkin.
“Catat dengan baik semua yang dimiliki gereja sebagai inventaris,” tutur Pdt. Marthen seraya mencontohkan bila pohon natal dibongkar, atur dengan rapi Kembali sehingga tidak perlu beli lagi setiap tahun.
Selain itu, katanya, apapun yang dilakukan harus berdasarkan program kerja. Jika tidak ada dalam program kerja harus sidang, mekanismenya seperti itu.
Dalam acara sesi bina yang cukup banyak diikuti oleh warga Ebenhaezer Kembayan ini, cukup banyak peserta yang mengikuti dengan baik. Dan saat diberi kesempatan untuk bertanya cukup banyak warga jemaat yang bertanya.
Pertanyaan yang diajukan dari soal rencana pembelian lahan dan hal-hal pendanaan dari jemaat pendamping yang hanya mendanai selama dua tahun.
Pdt. Novita R. Pessireron dalam kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya sebagai jemaat pendamping memberikan bantuan kepada Bajem untuk dilembagakan bukan karena jemaat pendamping punya kemampuan yang kuat.
“Kami memberi bukan karena kami kaya, tetapi kami punya hati untuk sama-sama. Jadi bagi kami dua tahun itu kami doakan terus, nantinya setelah dua tahun akan bisa membiayai dirinya,” tutur Pdt. Novita. /fsp