Kasih adalah sikap menghargai sesama sebagai ciptaan Tuhan terlepas dari apapun latar belakang agamanya dan juga kemauan untuk saling mengenali, saling bertanya, saling memahami dan bekerja sama satu sama lain.
MERAYAKAN HUT nya yang ke 167, GPIB Marga Mulya Yogyakarta mengadakan Talk Show Dialog Lintas Iman, Senin 28 oktober 2024. Mengangkat tema “Menabur Kasih, Menuai Damai”, GPIB Marga Mulya memaknai pertambahan usianya dengan cara meningkatkan upaya-upaya menabur kasih di tengah masyarakat, termasuk dalam relasi lintas iman.
Adapun beberapa tokoh aktifis Hubungan Lintas Iman, diundang berbagi perspektif. Di antaranya Bhante Pannyavaro, Prof. Dr. Muhammad Machasin, Romo Dr. CB Mulyatno, dan Pdt.Elga Sarapung. Yang menjadi pemandu dalam Talk Show ini adalah Pendeta Boydo Rajiv Hutagalung.
Topik yang dibahas adalah tentang bagaimana perspektif agama Budha, Islam, Kristen, Katolik tentang “Kasih”, bagaimana upaya masing-masing agama dalam mewujudkan kasih bagi sesama lintas iman, serta saran-saran untuk meningkatkan kerja sama lintas iman demi mencapai damai.
Bhante Pannyavaro menyampaikan bahwa dalam agama Budha, kasih adalah bersahabat dan berbela rasa dengan semua makhluk. Prof. Machasin menyampaikan bahwa dalam Islam kasih adalah mengakui semua orang adalah saudara, baik saudara seagama maupun saudara dalam kemanusiaan.
Dari perspektif Katolik, Rm. Mulyatno mengutarakan bahwa kasih asalnya dari Tuhan dan kita manusia diamanatkan untuk hidup dalam kasih itu. Pendeta Elga Sarapung mengamini apa yang disampaikan para narasumber lain dengan mengatakan bahwa dari perspektif Kristen Protestan, kasih adalah sikap menghargai sesama sebagai ciptaan Tuhan terlepas dari apapun latar belakang agamanya dan juga kemauan untuk saling mengenali, saling bertanya, saling memahami dan bekerja sama satu sama lain.
Pemaparan para narasumber memberikan wawasan untuk mengenal lebih dalam nilai-nilai keimanan masing-masing terkait kasih dan perdamaian. Meski tentu berbeda dalam ekspresi dan aspek-aspek lainnya, namun tetap ada juga titik kesamaan nilai yang diajarkan oleh semua agama, di antaranya sama-sama mengajarkan kasih dan menyuruh penganutnya menerapkan kasih kepada sesama dan seluruh makhluk. Apa yang disampaikan sungguh membuat hati adem dan membuat hadirin mampu optimis akan masa depan hubungan yang rukun dan saling mendukung antar iman.
Acara yang digarap oleh Tim Kerja HUT GPIB Marga Mulya bekerja sama dengan Komisi Germasa ini dihadiri hampir 100 orang peserta dari berbagai jejaring Lintas Iman yang sudah terbangun selama beberapa tahun belakang. Di antaranya dari UIN Sunan Kalijaga, Vihara Karangdjati, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ahmadiyah, serta beberapa perwakilan Gereja di sekitar GPIB Marga Mulya.
Sebelum menutup sesi talk show, Pendeta Boydo Hutagalung menyampaikan Kesimpulan dan Refleksi
Kasih bukan merasa diri lebih baik,
lebih suci, lebih selamat.
Kasih terwujud dalam sikap rendah hati,
menyahabati, tidak menyakiti.
Kasih nyata dalam hal-hal sederhana
menunjukkan kepedulian pada sesama,
mendengarkan kesusahan orang lain,
menanyakan dan mau memahami agama lain,
menolong dengan tiada pamrih dan tanpa pilih kasih
Percayalah pada kasih!
Amalkanlah kasih!
Jika agama kita sejati,
Kita pasti menerapkan Kasih!
Taburkanlah kasih!
Rawat dan peliharalah kasih!
Kasih akan menumbuhkan damai
Bagi aku, kamu, kita semua!
Semoga di HUT ke 167 gedung GPIB Marga Mulya, warga jemaatnya tetap mau dan mampu memelihara semangat jejaring lintas iman sebagai bagian dari penghayatan iman, dan pelayanan dan kesaksiannya.
Oleh : Pdt. Boydo Rajiv Hutagalung