JAKARTA, Arcus GPIB – ”Mari merendahkan diri agar dapat memahami keterbatasan kita. Dengan demikian kita akan melihat, memahami dan akhirnya mengimani kuasa-Nya yang hebat, dahsyat dan ajaib, sebagai kuasa yang tidak ada tandingannya. Dengan kuasa-Nya itu, Ia menghidupkan, memelihara, membebaskan kita dari dosa dan menyelamatkan hidup kita.”
Demikian renungan singkat Pendeta Sealthiel Izaac mengangkat tema: KUASA-NYA TIDAK ADA TANDINGANNYA mengurai Keluaran 9: 8-12, Jumat (09/02/2024).
Dikatakan, tulah dihadirkan kepada Firaun karena keangkuhannya. Firaun tetap mengeraskan hati, Allah pun mendatangkan tulah. Firaun dan semua orang Mesir juga binatang, kena bisul-bisul yang pecah (ay.10).
Catatan Arcus GPIB mengutip Churchofjesuschrist.org menyebutkan, menjadi rendah hati adalah mengenali dengan penuh syukur kebergantungan Anda kepada Tuhan—memahami bahwa Anda memiliki kebutuhan tetap akan dukungan-Nya.
Kerendahan hati adalah suatu pengakuan bahwa bakat-bakat dan kemampuan Anda adalah karunia dari Allah. Itu bukan tanda kelemahan, rasa malu, atau rasa takut; itu merupakan pertanda bahwa Anda mengetahui di mana letak kekuatan sejati Anda. Anda dapat menjadi rendah hati dan tidak takut. Anda dapat menjadi rendah hati serta berani.
Yesus Kristus adalah teladan kerendahan hati terbesar kita. Selama pelayanan fana-Nya, Dia senantiasa mengenali bahwa kekuatan-Nya datang karena kebergantungan-Nya kepada Bapa-Nya. Dia berfirman, “Aku tidak dapat berbuat apa-apa …. Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yohanes 5:30).
Tuhan akan menguatkan Anda sewaktu Anda merendahkan diri di hadapan-Nya. Yakobus mengajarkan, “Allah menentang orang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati …. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu” (Yakobus 4:6, 10).
Rujukan tambahan: Matius 18:4; 23:12; 26:39; Lukas 22:42; 1 Petrus 5:5–6; Mosia 4:11–12; 15:6–7; Alma 5:27–28; Helaman 3:33–35; Eter 12:27; A&P 12:8; 67:10; 112:10; 136:32–33. /fsp