JAKARTA, Arcus GPIB – Bagaimana berbicara di depan orang banyak saat membawakan acara sebagai moderator atau host – khususnya di era pertemuan virtual, dan bagaimana memaksimalkan multimedia pada ranah pelayanan dibahas tuntas dalam acara Sharing Session atau Sesi Berbagi di GPIB Nazareth, Jakarta Sabtu (18/02/2023).
Acara ini merupakan bagian dari persiapan program Penelahaan Alkitab 7 pekan selama Masa Raya Paskah yang dicanangkan oleh GPIB Nazareth bersama 6 GPIB lain lintas mupel.
Pembicara dalam acara yang dipandu oleh Eden Siahaan yang dilaksanakan Komisi PPSDI GPIB Nazareth Jakarta ini menghadirkan Imelda Amelia Sibala, ST, M.Si dan Denny Sompie, keduanya merupakan personel Departemen Inforkom dan Litbang GPIB.
Dalam acara Sharing Session yang diawali dengan pengantar tentang Public Speaking soal Seni Berbicara di Depan Umum itu banyak hal yang disampaikan, termasuk tips-tips praktis dan aplikatif bagaimana menjadi seorang moderator atau host dan apa saja yang yang menjadi koreksi atau hal-hal yang kurang tepat saat membawakan atau memandu sebuah acara.
Lalu bagaimana kita dapat menjadi pembicara di ruang virtual dengan kecakapan berbicara yang mumpuni?
Menurut Imelda, hal yang baik yang perlu dipersiapkan seorang moderator adalah mempersiapkan diri degna panduan tentano pemahaman materi apa yang akan disampaikan, siapa audiensnya, dan tujuan yang ingin dicapai. Hal lain adalah pemahaman tentang 3 V mencakup visual, verbal, dan vokal. Harus ada upaya mengerti materi, berdiskusi dengan calon nara Sumber, dan menyiapkan prolog – isi dan penutup yang proporsional.
“Hal-hal yang kurang tepat yang perlu diperhatikan saat membawakan acara adalah soal penuturan kata-kata yang memang jamak kita ucap dan dengarkan, tetapi sebenarnya keliru dari aspek tata Bahasa Indonesia yang benar. Hal lain adalah pentingnya kepekaan tentang penghargaan pada keragaman, sensivitas gender, dan menghindari verbal bullying. GPIB perlu melihat usaha-usaha dari gereja lain dalam mereviu penggunaan kata dan istilah yang perlu dikoreksi,” tutur warga Jemaat GPIB Ora et Labora Banten ini.
Ia berharap dari Sharing Session yang terselenggara secara hybrid ini, gereja bisa melahirkan moderator-moderator atau host handal, sebagaimana di tempat-tempat lain bisa memunculkan moderator yang bagus. Ini cikal bakal regenerasi SDI Gereja di masa depan.
Narabina Pnt. Denny Sompie dalam kesempatan berbicara yang dimoderatori Pingkan Dimu Hau menguraikan media-media yang dimiliki GPIB yang dikerjakan Departemen Inforkom dan Litbang dan mengajak peserta Sharing Session untuk bijak menggunakan media sosial.
“Di era modern saat ini, media mengalami perkembangan yang cukup pesat yang dapat memengaruhi setiap lapisan masyarakat tanpa mengenal batas usia,” kata Denny. Gereja harus antisipatif dan mendorong kreativitas penggunaan media sosial dan multimedia untuk perluasan informasi dna kegiatan Gereja yang dapat menarik utamanya kaum milenials,
Warga jemaat GPIB Pasar Minggu Jakarta ini menyebutkan, disrupsi digital menghilangkan batas-batas pelayanan dan merubah kebiasaan orang beribadah. Bahkan, katanya, digital dengan cepat merubah perilaku kebiasaan siatuasi ini bukan bencana tetapi menjadi momentum terbaik atau titik balik untuk gereja mendekatkan diri dengan jemaatnya.
Juga menyampaikan materi bagaimana memaksimalkan Warta Jemaat. Warta jemaat, kata Denny, adalah bagian dari Pengutusan Umat yang perlu diatur baik konten maupun bahasa penyampaiannya haruslah bersifat pengutusan. /fsp