SURABAYA, Arcus GPIB – Ketokohan Domini (ds) W. J. Rumambi diperkenalkan kembali dalam acara Seminar Kajian Rencana Pembentukan Rumambi Institute yang dianggap perlu utuk membangun keesaan dan oikumene kebangsaan.
Ini perlu dibangun ditengah terus membanyaknya jumlah Sinode yang saat ini sudah mencapai 95 sinode. Demikian salah satu hal yang disampaikan Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Drs. Paulus Kariso Rumambi, M.Si dalam acara tersebut yang digelar di GPIB Maranatha Surabaya Jumat (12/5/2023).
Diskusi yang dipandu Pendeta Herlin Kunu tersebut menarik peserta lebih dalam yang ingin mengenal lebih jauh sosok domini W. J. Rumambi, Rohaniawan dan Negarawan. Rohaniawan karena turut serta membangun beberapa kampus Sekolah Teologi dan aktif sebagai seorang Menteri di zaman Presiden Soekarno. Domini Wilhelm Johannis Rumambi adalah ayah dari Pendeta Paulus Kariso Rumambi.
Harapan dari seminar kajian tahap 1 ini adalah untuk pembentukan W. J. Rumambi Institute. Disebutkan, Domini W. J. Rumambi adalah seorang pendeta dengan kontribusi yang besar dalam bidang keesaan gereja dan kenegaraan. Pendeta W. J. Rumambi lahir di Tompaso, Minahasa 7 April 1916 dan meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 20 Januari 1984.
Setelah ditahbiskan di Gereja Sion Jakarta, Pendeta W.J. Rumambi melayani di GMIM, kemudian di Makassar dan memimpin lembaga ekumenis di sana. Bersama Ephorus HKBP, ds. Sihombing, dan Ketua Parkindo, Pendeta Basuki Probowinoto, Pendeta W. J. Rumambi menginisiasi terbentuknya Dewan Gereja-gereja di Indonesia pada 25 Mei 1950, kemudian menjadi Sekretaris Umum yang pertama DGI.
Presiden Soekarno menjadikannya Menteri Hubungan Antar Lembaga Tinggi Negara pada Kabinet Kerja II tahun 1962 hingga Kabinet Kerja IV tahun 1964, dan Menteri Penerangan pada Kabinet Dwikora III pada tahun 1966. Selain itu, Pdt. W. J. Rumambi juga pernah menjadi pengurus Lembaga Alkitab Indonesia. Dengan demikian, kontribusi besar Pendeta W. J. Rumambi bagi gereja dan bangsa perlu ditinjau, diangkat, dan diabadikan.
Ketua II Majelis Sinode Pendeta Manuel E. Raintung, S.Si, M.M mengatakan, seminar kajian ini dilaksanakan untuk menjadi dasar pemikiran untuk pembentukan W. J. Rumambi Institute. Pertama, ketokohan Pdt. W. J. Rumambi perlu diangkat kembali oleh GPIB bagi gereja dan bangsa Indonesia, juga dunia. Kedua, GPIB mempunyai kerangka teologi publik berdasarkan wawasan dan karya ekumenis Pdt. W. J. Rumambi yang relevan dengan konteks saat ini.
Untuk memantapkan kajian pembentukan Rumambi Institute dihadirkan beberapa orang-orang kompetensi antara lain Pendeta Paulus Kariso Rumambi, Pendeta Prof. John Titaley, Dr. John Simon dan sejarawan Dr. Benny Matindas memberi masukan agar kajian Rumambi Institute semakin nyata memenuhi panggilan gereja di dunia ini. / fsp