JAKARTA, Arcus GPIB – Majelis Sinode GPIB diwakili Ketua I Pdt.Marthen Lewakabessy, Ketua II Pdt.Manuel Raintung dan Sekretaris I Pdt. Emmawati Yulia Rumampuk Baule, serta sejumlah pengurus Departemen Germasa sowan ke kantor Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI di Jakarta, Selasa (25/6) dan diterima Dirjen Jeane Marie Tulung.
Audiensi tersebut dalam rangka meminta Dirjen Bimas Kristen untuk membuka acara pelaksanaan bulan Germasa pada 22 Agustus mendatang di Banjarbaru, Kalimantan Selatan serta meminta untuk pelaksanaan penguatan Moderasi Beragama di lingkungan GPIB.
Selain tujuan tersebut Ketua II Majelis Sinode Pendeta Manuel Raintung juga menyampaikan peristiwa pengrusakan gedung gereja GPIB Taman Harapan pada Senin (24/6) malam.
“Tadi sudah bertemu ibu Jeanne dan kami menceritakan maksud dan tujuan kami, serta menceritakan peristiwa Senin malam kemarin dan memohon agar ada tindakan tegas terhadap GABK. Berkaitan dengan itu pula kami juga akan segera bersurat untuk meminta pertanggungjawaban Gereja Anugerah Bentara Kristus (GABK) atas pengrusakan gedung gereja oleh warga GABK dibawah pimpinan Helmi Sherly Wattimury-Tetelepta (Ibu Emy). Beliau, Ibu Jeane, menerima dan mendengarkan apa yang kami sampaikan,” kata Pdt.Raintung.
Sehabis pertemuan, kepada Arcus Pdt.Raintung meminta kepolisian untuk menindaklanjuti laporan yang telah dibuat. “Kami meminta menindak oknum Emy Wattimuri dan minta pertanggungjawaban beliau atas pengrusakan gedung ibadah oleh warganya dan mungkin orang suruhannya. Polisi harus bisa mengusut siapa otak dibalik penggaguan orang beribadah dan pengrusakan bahkan ancaman terhadap warga GPIB,”tegsnya.
Pertanggungjawaban yang dimaksud berupa perbaikan atas kerusakan dan kerugian material. “Kami juga meminta agar police line di depan pintu masuk gereja dibuka dan kunci gereja diserahkan kepada GPIB sebagai pemilik sah dari gedung gereja. Dalam hal ini kepolisian harus bisa mendudukan perkara ini bukan karena kasus perdata tapi sudah pidana karena ada tindakan kriminal, yaitu gangguan atas peribadahan, pengrusakan tempat ibadah dan peralatannya, serta adanya ancaman terhadap warga GPIB. Bahkan menurut kami semua tindakan ini sudah direncanakan dengan maksud tidak baik dan cenderung kejahatan.”/phil