Oleh : Dr. Wahyu Lay, Dosen Filsafat, Jemaat GPIB Cipeucang Bogor
BARANGKALI perikop ini mengungkapkan hakekat terbesar dari diri setiap orang Kristen. Mengapa? Karena di situ Yesus memerintahkan agar orang Kristen menjadi sesuatu yang sebenarnya merupakan hakekat Yesus sendiri.
Yesus adalah terang, dan orang Kristen diperintahkan untuk menjadi terang itu. Yesus mengatakan “ Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia” (Yoh 9 : 5 ).
Kalau Yesus memerintahkan agar para pengikutNya menjadi terang dunia, maka Ia sebenarnya memerintahkan agar mereka menjadi sama dengan diri Yesus sendiri. Ketika Yesus mengucapkan kata-kata dalam perikop ini, maka Yesus sebenarnya memakai ungkapan yang sudah biasa bagi orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi sendiri selalu berbicara tentang Yerusalem sebagai “sebuah terang bagi bangsa-bangsa kafir”. Bahkan seorang rabi yang terkenal akan selalu mendapatkan sebutan “sebuah terang bagi Israel”.
Jadi cara yang dipakai oleh orang-orang Yahudi dalam memakai ungkapan itu, akan menajdi kunci bagi pemahaman kita tentang cara yang dipakai oleh Yesus. Apakah yang dimaksud kalau Yesus mengatakan, bahwa orang Kristen harus menjadi terang dunia?
Yang terutama, maksud dari terang adalah untuk dilihat. Rumah-rumah di Palestina zaman dulu sangat gelap, karena biasanya hanya mempunyai satu jendela kecil dengan garis tengah kira-kira 30 – 40 cm saja.
Pelita yang dipakai di situ berbentuk seperti perahu kecil yang diisi minyak, dengan sumbu yang terapung. Dapat dibayangkan betapa sulitnya untuk menyalakan pelita seperti itu.
Lebih-lebih lagi pada waktu itu belum ada korek api ! biasanya pelita itu ditempatkan pada sebuah tiang kecil (dian), yang terbuat dari potongan dahan kayu. Dengan demikian maka pelita itu akan terlihat jelas. Kalau penghuni rumah harus keluar, maka pelita itu ditaruh di tanah lalu di tutup dengan penutup tanah liat.
Dengan demikian maka pelita itu akan tetap menyala, tapi aman dari kemungkinan kebakaran. Jelaslah bahwa maksud utama dari sinar pelita itu ialah untuk dilihat.
Sejajar dengan gambaran itu, maka kekristenan adalah sesuatu yang untuk dilihat. Ada ungkapan yang sangat tepat untuk hal ini : “Didalam kekristenan tidak ada istilah untuk mengikut Yesus secara sembunyi-sembunyi. Mengapa?
Karena disitu hanya akan terjadi dua kemungkinan, yaitu ketersembunyiannya itu akan menghancurkan kekristenannya, atau kekristenannya itu akan menghancurkan ketersembunyiannya”.
Kalau orang menjadi Kristen, maka kekristenannya haruslah dapat dilihat secara nyata. Selanjutnya, kekristenan itu tidak boleh terlihat hanya di dalam gereja. Kekristenan yang pengaruhnya hanya terasa di dalam gereja, tidaklah bermanfaat. Kekristenan seharusnya terlihat nyata di dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini.
Kekristenan kita haruslah nampak di dalam cara kita memperlakukan anak buah atau atasan, cara kita bergaul setiap hari, cara kita mengendarai kendaraan di jalan, cara kita berbicara, dan dalam bacaan yang kita baca.
Kekristenan yang nampak di gereja haruslah sama dengan Kekristenan yang dinampakkan di tempat kerja, disekolahan, disawah, di pasar, di lapangan permainan, di dunia business, di rumah sakit, di dapur, yah dimana saja dan kapan saja.
Yesus tidak mengatakan : “Kamu adalah terang Gereja”, melainkan Ia mengatakan : “ Kamu adalah terang dunia”. Karena itu di dalam kehidupan orang Kristen di dunia ini, kekristenan itu haruslah nampak jelas, dan dapat dilihat oleh semua orang. ***