JAKARTA, Arcus GPIB – Bertobat, sebuah ajakan untuk tidak lagi mengulang kesalahan seringkali terdengar manis dalam ibadah-ibadah. Bertobat itu universal, tidak hanya diperuntukkan kepada orang-orang tertentu saja. Alkitab pun secara terang benderang bahkan mengajak sosok cendekiawan untuk bertobat.
Sabda Bina Umat (SBU) pagi Jumat (07/01/2022) menegaskan, sosok pemimpin agama sekaliber Nikodemus pun perlu pertobatan. Yesus memerintahkan Nikodemus untuk bertobat dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya.
Situs gotquestions.org menerangkan bahwa pertobatan sejati akan menghasilkan perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Para Rasul 3:19). Kisah Para Rasul 26:20 menyatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.”
Pertobatan berkaitan dengan keselamatan. Kitab Kisah Para Rasul secara khusus memusatkan perhatian pada pertobatan dalam hubungannya dengan keselamatan, itu bisa dilihat dalam Kisah Para Rasul 2:38, 3:19; 11:18; 17:30; 20:21; 26:20).
Penting untuk memahami bahwa pertobatan bukanlah hasil perbuatan manusia demi mendapatkan keselamatan. Tidak seorang pun dapat bertobat dan datang kepada Allah, kecuali Allah sendiri yang menarik orang tersebut. Kisah Para Rasul 5:31 dan 11:18 menerangkanbahwa pertobatan adalah pemberian Allah – yang dimungkinkan semata-mata karena anugerahNya. Tidak ada seorang pun yang dapat bertobat kecuali kalau Allah menganugerahkan pertobatan.
Segala sesuatu yang bersangkutan dengan keselamatan, termasuk pertobatan dan iman, itu hasil karya Allah dalam menarik kita, membuka mata kita, dan mengubah hati kita. Panjang sabar Allah menuntun kita kepada pertobatan (2 Petrus 3:9), demikian pula kebaikanNya (Roma 2:4).
Sekalipun pertobatan bukan perbuatan yang menghasilkan keselamatan, pertobatan yang berujung pada keselamatan pasti menghasilkan satu perbuatan. Tidak mungkin mengubah pikiran Saudara mengenai Kristus tanpa diikuti perubahan perilaku.
Dalam Alkitab, pertobatan menghasilkan perubahan tingkah laku. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis berseru agar orang-orang “menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan” (Matius 3:8). Seseorang yang benar-benar telah bertobat, dari yang tadinya menolak Kristus menjadi beriman kepada Kristus, akan terlihat melalui hidupnya yang berubah (2 Korintus 5:17, Galatia 5:19-23, Yakobus 2:14-26). /fsp