JAKARTA, Arcus GPIB – Ketua I MS GPIB Pendeta Marthen Leiwakabessy, S.Th mengatakan, sejak gereja di Indonesia berdiri maka disadari benar bahwa diakonia itu sangat penting secara kekinian, karena sepanjang masa gereja itu bertumbuh.
“Gereja menjadi saksi melalui diakonia. Tetapi harus kita ingat bersama kalau berbicara saat ini tentang diakonia selayaknya tidak hanya berbicara hanya kedalam tetapi juga berbicara keluar karena itu prinsip,” tandas Marthen Leiwakabessy menyambut HUT Yayasan Diakonia pada 5 Juli 2024.
Menurutnya, peran Diakonia harus nyata. Gereja jangan hanya fokus melayani ke dalam, tapi perlu melakukan pelayanan keluar.
”Kalau hanya ke dalam ya sudah, kita jangan menjadi gereja (yang seperti) menara gading saja, yang dilihat orang. Dan seharusnya Yayasan Diakonia punya peran yang nyata keluar untuk melayani,” tutur Pendeta Marthen.
Majelis Sinode GPIB, kata Pendeta Marthen, mengharapkan di usia yang ke – 30, Yayasan Diakonia lebih berkiprah lagi melayani keluar. Dengan demikian Yayasan Diakonia tidak hanya dikenal secara internal tetapi juga external, melewati batas–batas, tembok–tembok yang terbangun.
”Kita keluar,” tandas Pendeta Marthen. Harapannya di usia ke-30 tahun pelayanan Yayasan Diakonia lebih ditingkatkan dan dikembangkan dengan membangun relasi, baik di antara unit–unit missioner yang ada di kalangan sendiri, tetapi juga dengan lembaga-lembaga lain di luar sehingga kesaksian menjadi kemuliaan dan kebesaran nama Tuhan,” imbuhnya. /fsp