JAKARTA, Arcus GPIB – Warga Bajem Rafflesia Bengkulu berharap bisa memiliki gedung gereja sendiri. Karena itu, pergumulan agar memiliki rumah ibadah terus diupayakan. Tak kenal kata berhenti untuk berjuang agar memiliki sebuah gedung gereja dan tidak lagi meminjam gedung gereja Pentakosta GPdI di kota Bengkulu.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Majelis Sinode GPIB Pendeta Drs. Paulus Kariso Rumambi, M.Si meminta berbagai pihak untuk memperhatikan pergumulan warga jemaat di Rafflesia Bengkulu. Sebagaimana diketahui, Bajem Rafflesia Bengkulu merupakan Bajem dari GPIB Effrata Padang Sumatera Barat.
Senada Pendeta Rumambi, Ketua III Majelis Sinode GPIB Pendeta Maureen Suzanne Rumeser-Thomas, M.Th sangat berharap agar Bajem Rafflesia mendapatkan perhatian yang serius untuk pengadaan gedung gereja untuk kegiatan peribadahan.
“GPIB ada di 26 provinsi salah satunya di Bengkulu. Sayang sekali kalau jemaat ini tidak dibangunkan gereja. Bajem ini sudah memiliki lahan hampir 1 hektar dan sudah memiliki pastori,” tutur Pendeta yang akrab disapa Pendeta Susy ini dalam rapat dengan Panitia HUT 75 tahun GPIB baru-baru ini.
Ia berharap Panitia HUT 75 tahun GPIB bisa ambil bagian dalam pengadaan atau membantu agar warga jemaat di Bajem Rafflesia Bengkulu bisa memiliki gadung gereja untuk dipakai beribadah.
Pendeta Tesalonika Ginting M.Th dari Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), pendeta yang sering diminta untuk melayani di GPIB Bajem Rafflesia Bengkulu menyayangkan jemaat ini yang sudah 20 tahun berdiri sebagai Bajem tapi belum juga memiliki gedung ibadah permanen.
“Sangat disayangkan lahan yang dimiliki Bajem Rafflesia tidak dibangun sebuah gereja,” tutur Pendeta yang biasa disapa Tesa ini berharap lahan bisa difungsikan entah dibangun gedung lain selain gereja yang bisa membantu keekonomian gereja atau dilepas saja.
Abraham Antonius Patty mengatakan, Bajem Rafflesia sudah memiliki lahan termasuk pastori dengan segala isinya termasuk pendingan ruangan (AC), dan kendaraan roda dua (Motor).
“Masalah utama kami di Bengkulu ini adalah Gedung Gereja. Kami punya tanah tapi tidak bisa dimanfaatkan karena terkendala pihak aparat daerah yang plin-plan,” tutur Abraham Antonius Patty yang biasa disapa Toni ini berharap GPIB Rafflesia ini akan terbangun. /fsp