TANGERANG, Arcus GPIB – Dalam melaksanakan salah satu mata program kerja dan anggaran 2023 -2024 pada bidang Germasa, Mupel Banten bersama Perhutani KPH Banten dibantu Lembaga Masyarakat desa dan Hutan (LMDH) TAPAS JAYA Tanjung Pasir pada Sabtu, 02 Maret 2024 melakukan Penanama 500 bibit Mangrove di Hutan Mangrove Tanjung Pasir.
Wilayah tersebut berada di sekitar Reklamasi yang dilakukan oleh pemerintah. Wilayah ini dahulunya adalah pemukiman nelayan dan dan juga daerah pertambakan ikan Bandeng dan sebagian tambak udang. Namun karena adanya Program Reklamasi sehingga hal tersebut sudah beralih fungsi.

Semangat menata alam, Mupel Banten turun tangan merawat pantai.

Mupel Banten peduli pada kelestarian Hutan Mangrove.
Pesisir Pantai Utara Jakarta ini seringkali mengalami degradasi akibat perkembangan wilayah dan aktifitas penduduk Jakarta dan Tangerang, yang berakibat hilang dan punahnya habitat pantai seperti terumbu karang dan hutan bakau/mangrove.
Akibat lainnya adalah air di pantai-pantainya berwarna hitam keruh karena begitu banyaknya endapan yang terjadi.
Melihat kondisi tersebut GPIB Mupel Banten mencoba meminimalisir kerusakan yang terjadi dengan melakukan penanaman bibit Mangrove. Mupel Banten yang terdiri dari 14 Jemaat yang berada diwilayah Tangerang – Banten, secara demografi terbagi dalam 3 wilayah: 9 jemaat berada di wilayah Tangerang Selatan, 3 Jemaat berada diwilayah Tangerang kota dan 2 Jemaat yang wilayahnya langsung bersinggungan dengan pesisir Pantai Utara ini.

Sukacita melakukan penanaman bibit Mangrove oleh Mupel Banten.

Pdt. Suharto Harjowinoto selaku Ketua II BP MUPEL Banten saat wawancara.
Penanaman bibit Mangrove di wilayah Mupel Banten ini diprogramkan dan di tindaklanjuti sebagai bagian dari Amanat PKUPPG GPIB dan Tema Tahunan GPIB 2023-2024 “MEMBERDAYAKAN WARGA GEREJA SECARA INTERGENERASIONAL GUNA MERAWAT JEJARING SOSIAL DAN EKOLOGIS DI KONTEKS BUDAYA DIGITAL”.
Disela-sela penanaman bibit Mangrove Pendeta Suharto Harjowinoto selaku Ketua II BP MUPEL Banten menyampaikan, “Sebagai seorang Kristen, menanam Mangrove berfungsi mengatasi abrasi dan menghasilkan oksigen adalah tanggung jawab.”
Dikatakan, Mupel Banten melakukan hal yang tepat, sebab dunia membutuhkan pantai yang terjaga dan menyumbangkan oksigen karena pemanasan global ini.
”Kita menyadari begitu kuatnya usaha orang untuk mereklamasi laut Jakarta, maka kegiatan ini juga punya pesan yang baik, bahwa gereja peduli pada lingkungan hidup dengan ragam hayati dan keseimbangan alam,” tutur Pendeta Suharto.
Menurut Suharto, apa yang dilakukan Mupel Banten ini sesuai dengan Pemahaman Iman GPIB tentang Sumber Daya alinea 2: “… Gereja terpanggil untuk terus menerus memahami, memaknai dan mengembangkan potensi-potensi itu bagi kebaikan dan keutuhan sesama ciptaan”.
”Selain ibadah ritual, inilah salah satu cara ke 14 Jemaat anggota Mupel Banten melakukan ibadah aktualnya. Harapan ke depan, GPIB terus mengembangkan peran ini di semua bibir pantai di NKRI tercinta,” imbuh Suharto. /fsp