INI tahun politik, so pasti sebagai warga negara harus turut serta menyukseskan Pemilu 2024 nanti. Pengaruh tahun politik begitu meresapi semua elemen bangsa. Cara bertutur atau berpikir pun mengarah ke politik walaupun itu tidak ada kaitannya dengan politik.
Misalnya, siang tadi di Kantor Majelis Sinode saya ketemu rekan pendeta Henry Sihasale memakai kemeja merah yang akan ikut meeting Panitia Materi.
Saya punya menyapanya: “Wah…baju merah neh. Ada pesan sponsor kayaknya.” Dijawab lugas Pendeta Henry: “Ouh, iya dong saya tetap merah.” Saya pun menimpali: “Kalau saya pilih yang jelas-jelas aja, sosok tegas, militan.”
Nah, seperti itulah di tahun-tahun politik ini. Penampilan, kostum atau mungkin gaya berbicara semua selalu ditakar ke arah politik walau tidak ada kaitannya dengan politik dan dukung mendukung yang terus memanas. Hahaaa…semua dipolitisasi. Tapi ini kemajuan, dulu-dulu orang malas bicara politik.
Departemen Germasa GPIB di tahun politik ini malah turun ke jalan berkampanye. Hemm…tapi kampanye itu bukan kampanye dukung mendukung Pasangan Calon Nomor 1 Anies Cak Imin, Nomor 2 Prabowo Gibran atau Nomor 3 Ganjar Mahfud.
Kampanye Germasa di Kawasan Malioboro Yogyakarta pada tanggal 9 Desember 2023 pada pukul 13.00 wib adalah kampanye Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP). Wow…keren neh GPIB ikut terlibat dalam skala internasional.
Event tersebut merupakan kegiatan penutupan dari acara peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, yang dimulai sejak tanggal 25 November dan berakhir tanggal 10 Desember 2023.
Harapan dalam tahun-tahun politik ini warga GPIB tidak tinggal diam mengapresiasi tahun politik ikut serta ke bilik-bilik suara dan menentukan pilihan. Seperti yang pernah dipaparkan Pendeta Dr. B. L. Padatu, MPA., M.Th., M.Ak, gereja harus menjadi sarana “Pengungkap kebenaran dan advokasi” belajar dari Mordekhai dan Ester yang disebutnya sebagai Pengamat, Kritikus, Analis, dan sebagai Pelayan Hukum.
Partisipasi dan Akuntabilitas Politik Gereja lainnya, menjadi sarana “Restorasi” bagi sebuah bangsa, entitas budaya, itu dapat dilihat dari kisah Nehemia.
Jangan Golput, Lho…!!!