CIKAMPEK, Arcus GPIB – Ungkapan syukur sangat dirasakan dalam perayaan 25 tahun “Gita Bakti” Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Ibadah Syukur pun digelar di GPIB Syaloom Cikampek Sabtu 1 Juni 2024.
Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Drs. P.K. Rumambi M.Si dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual menyatakan rasa bangga atas apa yang dicapai GPIB dengan hadirnya buku nyanyian Gita Bakti sendiri.
“Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja karena sejak tahun 1999 GPIB telah memiliki buku nyanyian tersendiri disamping buku Kidung Jemaat,”kata Pendeta Rumambi.
Dikatakan, Gita Bakti edisi pertama diterbitkan hanya 97 lagu. Berkat kerja yang terus menerus dilakaukan oleh Tim Kerja Gita Bakti tahun demi tahun, Edisi demi Edisi hingga sampai kepada edisi final di tahun 2013 GPIB memiliki buku Gita Bakti dengan jumlah lagu 402.
“Terimakasih bagi seluruh Tim Kerja Gita Bakti,” tutur Pendeta Rumambi seraya menyatakan bahwa di tahun 1999 bersamaam terbitnya Edisi Pertama Gita Bakti dibentuk pula Paduan Suara Gita Bakti. Puji Tuhan Buku Gita Bakti telah berusia 25 tahun. Semua itu bukan karena kuat dan gagahnya kita tetapi karena kemurahan dan kasih sayang Tuhan kita bagi gerejanya GPIB,” imbuh Pendeta Rumambi.
Ketua Tim Kerja Sandra Sambuaga menyatakan rasa syukur atas kepercayaan Majelis Sinode melalui Departemen Teologia dan Persidangan Gerejawi (TPG) bisa melaksanakan ibadah HUT 25 tahun Gita Bakti.
”Bersyukur melalui Departemen Teologia dan Persidangan Gerejawi (TPG) Majelis Sinode kami Tim Kerja 25 tahun Gita Bakti GPIB dipercayakan melaksanakan salah satu program kerja di tahun 2024/2025 ini,” kata Sandra Sambuaga.
Ibadah syukur mengusung tema tahunan GPIB: ”Melayani dan Bersaksi Secara Intergenerasional Berbasis Komunikasi Digital Demi Kesejahteraan Bangsa Dan Keutuhan Ciptaan” dan sub tema: ”Gita Bakti Sebagai Instrumen Pembentukan Spiritualitas dan Pengajaran Umat Serta Pengabaran Injil”
”Tim Kerja melaksanakan tanggung jawab ini secara mandiri,” tutur Sandra seraya menyebutkan rangkaian acara ibadah syukur 25 tahun Gita Bakti GPIB antara lain Lomba Vocal Group dan Solo Anak, Semiloka Gita Bakti di 8 Musyawarah Pelayanan, Konser Gita Bakti, Ibadah Perayaan HUT Gita Bakti.
Pada kesempatan itu, Sandra Sambuaga menyatakan terimakasih kepada jemaat Syalom Cikampek dan KMJ Pendeta Elisabeth Marthina Tarigan Rumpuin yang telah menerima kegiatan hari ini bersama Tim Kerja GPIB Syaloom dan Paduan Suara jemaat yang telah bekerja sama.
”Terimakasih juga kepada Paduan Suara Gita Bakti yang pelayanannya melekat dengan Gita Bakti hingga saat ini. Teruslah menyuarakan nyanyian baru bagi Tuhan,” kata Sandra.
Warga GPIB Paulus Jakarta ini juga meminta Tim Kerja 25 Tahun Gita Bakti untuk tetap semangat dengan tugas yang ada karena pelayanan ini adalah wujud syukur kepada Tuhan yang telah menyelamatkan.
KMJ GPIB Syaloom Cikampek, Pendeta Elisabeth Marthina Tarigan Rumpuin mengatakan, nyanyian menjadi sarana yang dipergunakan manusia untuk mengungkapkan perasaannya ketika kata-kata tidak dapat lagi melakukannya.
“Nyanyian adalah hal yang mendasar dalam hidup manusia. Suara adalah alat musik asli dan tidak ada budaya manusia terpencil sekalipun yang tidak bernyanyi,” kata Pendeta Elisabeth.
Pendeta Debbie Tohata mengatakan, Gita Bakti itu adalah uraian dari Pemahaman Iman, bukan sekadar dibuat begitu saja, ada pengalaman iman didalamnya.
“Gita Bakti ini kalau saya bahasakan adalah turunan dari Pemahaman Iman GPIB yang ada tujuh pokok. Jadi, didalam lagu Gita Bakti itulah 7 pokok Pemahaman Iman GPIB itu disampaikan,” kata Pendeta Debbie.
Dikatakan, penyampaian 7 Pokok Pemahaman Iman bukan sekadar apa yang tertulis kemudian dituangkan. Tapi betul-betul didasari pengalaman dan perjumpaan.
Seorang Pemazmur, kata dia, menuliskan lagu-lagu dan memainkan dengan kecapi bukan sekadarnya, tapi ia bercerita tentang cinta Tuhan.
Penatua Ottovianus, Bendahara GPIB Syaloom Cikampek mengatakan rasa syukur atas atas pelaksanaan HUT Gita Bakti di GPIB Syaloom Cikamapek.
”Merupakan kebanggan jemaat Syaloom Cikampek boleh dipilih menjadi tempat pelaksanaan pertama perayaan HUT Gita Bakti pada saat ini. Kami juga berterimakasih untuk jerih payah yang sudah diberikan pengajar-pengajar bertalenta luar biasa yang memberikan ilmunya bagi paduan suara Syaloom, kiranaya dapat diteruskan sematsa untuk kemuliaan nama Tuhan,” imbuh Ottovianus. /fsp