SEMARANG, Arcus GPIB – Sekretaris II Majelis Sinode Pnt. Ivan G. Lantu berharap perempuan pada umumnya dan perempuan GPIB khususnya berperan aktif dalam ibadah-ibadah Asian Churh Women’s Conference (ACWC) terhadap ketidakadilan dan kekerasan.
“Bicara tentang perempuan banyak hal yang bisa kita lihat. Yang bisa diangkat dalam ibadah ACWC adalah bahwa perempuan secara umum dan perempuan GPIB yang harus dilakukan adalah menghadirkan kasih Kristus didalam dinamika kehidupan yang ada maupun dinamika pelayanan,” kata Ivan saat menyampaikan sambutannya pada pada ibadah Perayaan Hari Persekutuan Perempuan Gereja Asia, Asian Churh Women’s Conference (ACWC) di GPIB Immanuel Semarang,” Sabtu (19/11/2022).
Menurutnya, banyak korban bencana, bencana alam, peperangan, banyak juga yang mengalami ketidakadilan ataupun hal-hal lain yang dihadapi secara khusus terhadap perempuan maupun anak.
Pdt. Irma Febryani Siahaya Sasikil, S.Si-Teol dalam khotbahnya mengajak kaum perempuan untuk bangkit bersama Kristus dan peduli kepada ketidakadilan dan kekerasan terhadap perempuan.
“Mari mengambil peran ketika dunia disekitar kita penuh dengan ketidakadilan dan kekerasan. Jangan berharap kita bangkit bersama dengan Kristus kalau kita sendiri tidak mau sadar dengan bangun dari ketidakpedulian bahkan kealpaan kita terhadap penderitaan perempuan,” kata Pdt. Irma Febryani.
Mengutip pendapat Spurgeon, Pdt. Irma Febryani Siahaya Sasikil, S.Si-Teol mengatakan, Allah menulis dengan pena yang tidak pernah buruk kualitas tintanya. Berbicara dengan lidah yang tidak pernah keseleo. Bertindak dengan tangan yang tidak pernah gagal.
“Artinya kualitas rancangan Allah teruji, kita yang seringkali gagal menghadapi ujiannya,” kata Pdt. Irma.
Dikatakan, dalam cinta kasih Yesus Kristus tidak hanya mati tapi juga bangkit dan kebangkitan-Nya dirayakan dengan penuh syukur ditengah-tengah tantangan yang ada.
Ketua Dewan PKP Juanita Pattipellohy dalam sambutannya mengatakan, perayaan Hari Persekutuan Perempuan Gereja Asia, (ACWC) tahun ini dirayakan sebagai bentuk dukungan terhadap perempuan Bangladesh.
“Perempuan Bangladesh masih hidup di dalam aturan tradisi dan budaya yang menjadikan mereka hanya menjadi obyek dalam masyarakat yang dianggap sebagai beban keluarga yang hidupnya hanya sebatas istri dan ibu rumahtangga saja,” ungkap Juanita Pattipellohy.
Menurutnya, peran serta kaum perempuan semakin penting dalam mengingat gereja-gereja melibatkan perempuan sebagai mitra yang diperlukan dalam membangun rumahtangga Allah serta terus memperkuat pemahaman terhadap keadilan gender.
Dalam rangkaian memperingati perayaan ACWC ini beberapa kegiatan telah dilakukan antara lain Persekutuan mata uang Terkecil yang dilakukan sejak bulan April hingga Oktober 2022 oleh seluruh PKP GPIB yang selanjutnya diserahkan ke Biro Perempuan dan Anak PGI dan berbagi kasih di Pos Pelkes Alethea, Kendal Jawa Tengah.
Tema Perayaan “Bangkit Bersama Kristus” yang diambil dari Kolose 3: 1,” imbuh Juanita.
KMJ GPIB Immanuel Semarang, Pdt. Yorinawa Salawangi, S.Th mengatakan, kaum perempuan diberbagai tempat masih menjadi kaum yang termarjinalkan, tersingkirkan, kaum yang masih mengalami kekerasan.
“Jadi dengan acara ini kami merasa senang bahwa kami boleh terlibat didalamnya untuk mengangkat harkat martabat kaum perempuan,” kata Pdt. Yorinawa.
Ketua II Mupel Jateng DIY, Pdt. Dessy Wattimena menyatakan sukacitanya atas terlaksananya perayaan ACWC tersebut.
“Tentu adalah sukacita yang besar ketika bersama pada hari ini melalui perayaan Persekutuan Perempuan Gereja Asia kembali para perempuan dikumpulkan untuk menghayati akan penggilan-Nya,” ucap Pdt. Dessy.
Dikatakan, perempuan yang Tuhan hadirkan di tengah dunia bukan karena kebetulan tapi karena rencana dan kehendak Tuhan. Menjadi perempuan adalah anugerah meskipun ada tantangan dan pergumulan yang harus dihadapi.
“Meskipun kaum perempuan seringkali dimarginalkan tapi ketika menghayati dan memahami bahkan menghidupi dirinya sebagai seorang yang dihadirkan oleh Tuhan menjadi anugerah dalam kehadiran semesta maka hendaklah sebagai kaum perempuan kita bersemangat bangkit bersama dengan Kristus meyakini bahwa Tuhan menempatkan kita dengan segala peran yang Tuhan percayakan, baik itu dalam rumahtangga juga dalam kehadiran bersama dalam gereja dan masyarakat,” tutur Pdt. Dessy.
Ia berharap melalui ibadah Hari Persekutuan Kaum Perempuan gereja Asia kembali kaum perempuan dapat bangkit dan bersemangat untuk memaknai hidup dan menghidupi perjalanan anaugerah Tuhan dalam setiap waktu. /fsp