JAKARTA, Arcus GPIB – ”Pengalaman rohani yang membuat kita semakin dekat dan akrab dengan Allah, janganlah membuat kita malah terasing dari dunia nyata, yaitu keberadaan orang-orang yang masih sangat membutuhkan nasihat, masukan, topangan dan pengajaran bahkan pemulihan.”
Demikian renungan pagi Sabda Bina Umat (SBU) GPIB Jumat (26/07/2024) mengangkat tema: ”ADA APA DENGAN PERSEKUTUAN JEMAAT?” mengurai Firman Tuhan dari 1 Korintus 14 : 10 – 12 yang fokus pada ayat 12 ”Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.”
Apa yang dicermati Paulus dari orang-orang yang memiliki karunia khusus juga masih menjadi pergumulan gereja sampai saat ini. Ada banyak anggota warga jemaat yang sangat potensial, tidak hanya secara spiritual tetapi juga material, yang memilih untuk beribadah secara online demi menghindari interaksi dengan anggota persekutuan yang lain.
”Mengapa? Selain karena sudah merasa nyaman dan aman di rumah, gejala ini juga baik untuk dijadikan bahan kritik dan koreksi diri tentang persekutuan macam apa yang kita hadirkan di gereja apakah persekutuan yang cepat menghakimi ritual keagamaan seseorang, ataukah persekutuan yang tidak malu-malu memanfaatkan potensi jemaat untuk kepentingan tertentu? Coba kita jawab pertanyaan reflektif ini dengan jujur!”
Paulus masih merisaukan jarak antara keinginan setiap jemaat secara individu untuk memperoleh karunia-karunia roh dengan pembangunan jemaat.
Ibadah ritual individu atau perorangan seakan jauh sekali dari memberi sumbangsih bagi pembagunan jemaat. Hal ini memperlihatkan bahwa semakin seseorang memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan maupun ritual keagamaan yang tidak umum, orang itu akan rentan terhadap godaan untuk menutup diri terhadap yang lain.
Mereka berpikir bahwa apa yang mereka inginkan sudah didapat yaitu kedekatan dengan Tuhan tanpa mereka harus terhubung dengan orang lain (pihak luar). Sebenarnya, hal ini membawa dampak yang cukup mengerikan dan harus segera diatasi dari orang yang sudah mengalami ‘tetesan surga’ dalam kehidupan beragamanya. /fsp