JAKARTA, Arcus GPIB – Ketika engkau menerima berkat Tuhan, usahamu berhasil, pekerjaan dan karir lebih baik dari hari lepas hari, banyak target yang tercapai dalam usaha kerja, jadilah berkat bagi orang miskin, bagi para janda miskin, bagi para yatim piatu,
Demikian ditegaskan Pdt. Roberto Wagey M.Th, Sekretaris I Majelis Sinode GPIB dalam khotbahnya dalam Perjamuan Kudus mengawali pembukaan Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2022 di Hotel Aryaduta Jakarta 7 Maret 2022.
“Berkat Tuhan yanga diberikan kepada kita semua bukan hanya untuk kita dan keluarga kita tetapi juga untuk orang-orang yang lemah yang membutuhkan pertolongan, mereka yang hari ini terdampak secara ekonomi akibat pandemi, mereka yang sedang berjuang di ruang-ruang isolasi akibat terpapar virus, mereka yang saat ini sedang berjuang melewati masa tahanan di setiap Lembaga Pemasyarakatan, mereka yang saat ini berada dalam kelaparan dan tak berdaya,” tutur Pdt. Roberto Wagey.
Menurutnya, sebagai gereja Tuhan, maka adalah hal penting untuk direnungkan bahwa sejauh mana GPIB sebagai institusi dan sebagai persekutuan orang percaya menghadirkan dirinya ditengah realitas kemiskinan, ketidakberdayaan dan kelemahan yang dialami sasama manusia, sejauh mana gereja hadir ketika umatNya mengalami persoalan disekitar ekonomi akibat dampak dari masa pandemi.
“Be a blessing to the poor, jadilah berkat bagi mereka yang miskin dan lemah,” kata Pdt. Roberto Wagey seraya menyebut sosok Dorothy Dey, seorang aktivis sosial di Amerika, yang hidup di tahun 1987, yang mengatakan: “Saya tidak tahu bagaimana mencitai Tuhan, kecuali dengan mencintai orang miskin.”
Kalimat ini dalam sekali, mengajarkan bahwa pelayanan itu mencintai Tuhan dengan melayani orang-orang miskin, mencintai orang-orang lemah, berbagi dengan mereka dan hadir ditngah-tengah mereka membawa sukacita.
“Apakah gereja hadir ketika ada warganya kelaparan dan menjadi korban erupsi gunung dan mengalami kebanjiran ketika curah hujan yang tinggi. Atau jangan-jangan kita menjadi gereja yang sibuk menumpuk saldo sambil menuding yang berkekurangan adalah karena mereka malas atau karena sudah nasib,” Pdt. Roberto.
“Kekudusan hidup bukan hanya tentang kesalehan hidup secara vertikal tapi juga secara horinzotal bagaimana hidup mengasihi sesama,” kata Pdt. Roberto Wagey mengutip pesan Pdt. Seltiel Izaak dalam Sabda Bina umat (SBU) 7 Maret 2022. /fsp/Den