JAKARTA, Arcus GPIB – Hadirkanlah kemerdekaan (pembebasan) bagi banyak orang yang terbelenggu karena kemiskinan, kekerasan dan berbagai kesewenangan, agar mereka menikmati hidup merdeka yang damai dan bahagia.
Mengatakan itu Pendeta Seathiel Izaac dalam renugan paginya, Kamis (26/10/2023) mengangkat tema: Manusia Menginginkan Kemerdekaan, mengurai Firman Tuhan dari 2 Raja-Raja 3:4-5.
Dikatakan, ketika manusia dijajah (dibelenggu) oleh dosa, Yesus datang memerdekakan dari belenggu dosa. Manusia yang percaya dimerdekakan: (diampuni, dibarui), sehingga menikmati damai sejahtera, kebahagiaan dan jaminan hidup kekal. Karena itu janganlah menjajah, menindas, berlaku tidak adil kepada sesama (siapapun dia).
Hidup merdeka adalah dambaan semua manusia. Manusia (apakah secara peribadi, keluarga, atau bangsa ) pada dasarnya tidak ingin dijajah. Penjajahan membawa manusia tertindas, teraniaya, terbeban dan menderita. Karena itu manusia atau (suatu bangsa) yang terjajah akan berjuang mendapatkan kemerdekaannya. Kemerdekaan adalah hak mendasar setiap manusia untuk hidup.
Pemberontakan dilakukan oleh Mesa dan rakyatnya. Karena mereka tidak ingin dijajah, dan menjadi budak bangsa lain. Kemerdekaan yang didambakan diharapkan membawa mereka pada “hidup bebas” dan menikmati kesejahteraan hidup. Untuk itu Mesa harus berperang melawan Israel. Sayangnya dalam peperangan itu Mesa kalah, berhadapan dengan koalisi Israel, Yahuda dan Edom “dalam penyertaan Tuhan” (Raja-Raja 3: 14,18, 26-27).
Laman GPIB Ekklesia Kalibata menyebutkan, “Kini kita hidup dalam keselamatan dan kemerdekaan. Itu adalah kasih karunia.”
“Sebagai manusia merdeka, marilah kita ekspresikan citra diri sebagai manusia merdeka dan beriman kepada Yesus Kristus melalui perbuatan kasih; perbuatan baik dan berguna, adil dan benar kepada semua orang – lintas suku, agama, ras dan golongan untuk menjaga kemerdekaan dan melawan penjajahan.”
Rasul Paulus berjuang melawan orang-orang yang menggugat kerasulannya, dan mengajak warga jemaat Galatia untuk wajib melakukan hukum Taurat, khusus sunat. Paulus menjawab bahwa Yesus Kristus sudah memerdekakan kita dari hukum dosa dan maut, melalui pengorbananNya di salib. Hal tersebut tidak bisa dicapai dengan melakukan hukum Taurat.
Darah Kristus telah tertumpah untuk menyempurnakan/membaharui perjanjian Allah dengan Abraham dan keturunannya melalui sunat. Sehingga keturunan Abraham bukan lagi secara lahiriah, yakni orang Yahudi, melainkan secara batin, rohani, yakni semua orang yang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus. Orang yang telah menanggalkan manusia lama dan keinginan daging untuk mengenakan manusia baru.
“Sebagai bangsa, kita punya pengalaman pahit akibat dijajah oleh bangsa lain. Sumber daya negeri dijarah; harkat dan martabat manusiawi direndahkan; dihargai murah. Keadaan tersebut membuat setiap warga bangsa sadar dan ingin bangkit, bersatu dan berjuang melawan dan mengusir penjajah sehingga akhirnya menang.”
“Kita telah merdeka sampai kini dan akan berusia kemerdekaan ke-74 tahun. Pemerintah bersama seluruh rakyat terus membangun dan menata kehidupan bangsa guna mengangkat dan memulihkan harkat dan martabat sebagai bangsa besar.”
Oleh karena itu, setiap bentuk penjajahan apa pun-baik ekonomi, politik, ideologi agama-mesti dihapuskan. Seluruh warga bangsa harus bersatu untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan sejati. /fsp