Home / Misioner

Kamis, 10 Maret 2022 - 18:00 WIB

KEHENDAK (3)

Oleh: Dr. Wahyu Lay, GPIB Cipeucang,  Dosen Filsafat

Kegiatan Etis

  1. Kehendak bebas menjadi lebih jelas apabila kehendak bebas disimak dalam hubungan dengan kegiatan-kegiatan etis pribadi-pribadi. Tanpa kehendak bebas, dan karenanya tanpa kemungkinan untuk menghendaki ini atau itu, jelas manusia tidak lagi dianggap bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dikehendakinya. Kalau kehendak bebas dilalaikan maka martabat moral pribadi semestinya juga ditinggalkan. Ini akan berarti sama dengan mengatakan bahwa eksistensi manusia tidak mempunyai arti sedikit pun.
  2. Kesadaran akan kebebasan sendiri sebelum, selama dan sesudah pilihan-pilihan tertentu merupakan fakta universal, tidak dapat disangkal sedemikian rupa sehingga kesadaran itu tidak dapat dijelaskan dalam setiap kasus sebagai akibat dari penipuan diri semata-mata atau ketidaktahuan akan kekuatan-kekuatan yang tidak diketahui. Kesadaran akan kebebasan sendiri hanya dapat dijelaskan oleh realitas kehendak bebas. Kemungkinan memprediksi dengan derajat akurasi tinggi pilihan-pilihan di masa mendatang dari individu-individu yang ditempatkan dalam keadaan tertentu, yang memberikan informasi penting mengenai karakter individu-individu, kesukaan dan ketidaksukaan mereka, dapat dijelaskan dengan fakta bahwa manusia biasanya memilih apa yang sesuai dengan kebiasaan-kebiasaannya, prefensi dan keadaannya. Ini sangat benar, apabila situasi tertentu tidak memberikan alasan penting mengapa mereka seyogyanya memilih sesuatu dari yang biasa. Karena prediksi semacam ini bukan alasan untuk menentang fakta kehendak bebas.
  3. Demikian juga, orang tidak dapat mengatakan bahwa prinsip-prinsip moral dasariah mendapakan artinya bagi manusia sekalipun ia tidak menikmati kehendak bebas. Karena, misalnya, manusia layak membentuk wataknya lebih baik yang kini menyebabkan dia menjadi jahat. Karena kalau manusia ini tidak bebas untuk menilai, maka dia tidak mempunyai kemungkinan untuk membentuk wataknya secara berlainan dari apa adanya sekarang dan karena itu dia tidak sungguh-sungguh bertanggung jawab atas tindakantindakan jahat yang kini dia lakukan.

Dasar Kehendak

Dasar terakhir kehendak bebas akan dijumpai dalam hakikat makhluk rohani. Pengetahuan rohani ini harus niscaya mengetahui nilai relatif semua kabaikan yang terbatas, yaitu dia harus menyadari bahwa tujuan duniawi tertentu sebagian baik sebagian tidak baik, bahwa tujuan duniawi tertentu dapat menjadi objek pilihan dan tetap tidak secara total memuaskan kehendak, bahwa karenanya tujuan duniawi tertentu tidak dapat menimba seluruh kemungkinan kehendak.

Baca juga  Makna Kebangkitan untuk PengikutNya, IA Taat Hingga Akhir Hayat

Andai kata tidak demikian, maka dengan presepsi terhadap setiap kebaikan tertentu kehendak secara niscaya ditentukan untuk memilih tujuan duniawi dan karenanya seluruh arti kehendak bebas akan menjadi hancur.

Prinsip Lain

Kehendak bebas sama sekali tidak berkontradiksi dengan prinsip alasan yang mencukupi atau prinsip kausalitas yang sama-sama sahih secara universal. Bentuk partikular prinsip kausalitas, hukum kausalitas, dibatasi penerapannya pada kegiatankegiatan ragawi. Kebaikan tujuan yang sudah dimengerti (dipersepsi) selalu tetap menjadi dasar yang mencukupi bagi setiap tindakan kehendak.

Akan tetapi karena kebaikan ini selalu merupakan kebaikan terbatas maka ia tidak dapat meniscayakan kehendak. Kehendak itu sendiri, apabila diberikan motif-motif yang pantas, merupakan sebab efisien yang mencukupi bagi tindakan kehendak, sejauh kehendak memiliki di dalam dirinya sendiri kekuatan generatif untuk menghasilkan pilihan-pilihan bukan hanya di dalam satu jurusan melainkan dalam banyak jurusan.

Namun, kehendak belum ditetapkan sebagai prinsip pikiran yang niscaya dan sahih secara universal. Prinsip ini mengatakan bahwa suatu sebab yang memadai dalam semua kasus, bahkan bilamana sebab ini menyatakan dirinya sebagai pengaruh yang menentukan karena pengetahuan yang merangkul pelbagai kemungkinan, hendaknya secara niscaya menjadi sebab yang menetukan yang dapat diterapkan hanya pada tujuan tertentu yang tampak.

Para pengajur kehendak bebas (kaum indeterminis) dalam pembicaraan-pembicaraan yang tajam, spekulatif bertahun-tahun telah mencoba menjelaskan secara lebih tepat ‘bagaimana’ kegiatan-kegiatan bebas kehendak itu mungkin dan aktual dan bagaimana kegiatan-kegiatan babas kehendak itu dapat dirujukkan dengan daya dan pengetahuan Ilahi.

Para pemikir penting yang mengupayakan penjelasan ini dalam abad ke-16 dan ke-17 adalah Banez, Molina, Bellarminus.

Baca juga  Terpuruk, Tak Ada Harapan, Manusia Hanya Butuh Belas Kasih Allah

Kesepakatan akhir mengenai persoalan yang rumit ini belum tercapai. Dan boleh jadi kesepakatan semacam ini secara psikologis tidak mungkin dikarenakan kemustahilan kesanggupan manusia untuk menangkap dengan inteligensinya yang terbatas kodrat kegiatan Allah, baik di dalam diriNya sendiri maupun dalam hubungan dengan ciptaan-ciptaan.

Dalam menilai semua upaya semacam ini sangat perlu didamaikan fakta-fakta berikut : kebebasan manusia, tanggung jawab dan harkat moral; keadilan Allah dan kejujuran dan juga ketergantungan total ciptaan pada pencipta.

Menurut Kant, kehendak bebas tidak dapat di demonstrasikan secara teoretis. Namun, katanya, kehendak bebas harus diterima secara praktis sebagai presuposisi semua tuntutan moral yang dibuat manusia. Kehendak bebas tercapai karena kemungkinan, yang tidak tergantung pada semua kepentingan diri untuk menundukkan diri sendiri kepada hukum moral sedemikian rupa sehingga kehendak itu menentukan hukum bagi dirinya sendiri.

Perasaan Kehendak

  1. Perasaan (a) membuat suatu pilihan yang tidak disebabkan, yang tidak dipaksa, atau (b) memprakarsi tindakan-tindakan yang tidak disebabkan.
  2. Perasaan yang ada dalam keadaan yang sama di mana saya bisa saja melakukan hal lain daripada apa yang pada kenyataannya aku lakukan.
  3. Perasaaan bahwa saya akan dapat melakukan sesuatu, dapat mengeluarkan tenaga dengan cara yang tidak diinginkan, dan telah menyelesaikannya dengan baik.
  4. Perasaan bahwa cara tindakan yang lain terbuka bagi saya pada setiap saat dan perasaan bahwa masa depan tidak ditakdirkan. ***

                                                                                                                                      Habis

Share :

Baca Juga

Misioner

Dosa Daud Jadi Diskusi Menarik Di Sahabat METANOIA, Pdt. Jeffrey: Jangan Menghakimi

Misioner

17 Pasang Pendeta Usai Mengikuti Bimbingan Pra Perkawinan

Misioner

Pelayanan Di Jemaat, Akan Selalu Ada Orang yang Merasa ”Lebih”…..

Misioner

Sesi Bina Sinode GPI Di Asmat Sentuh Soal Stunting, Trauma Healing dan Moderasi Beragama

Misioner

Sekum Pdt. Elly D. Pitoy De Bell Buka Coaching Clinic: Bangun Digitalisasi Dalam Kebersamaan

Diakonia

YADIA GPIB Bertandang Ke Panti Asuhan Zebaoth, Empati Humanis

Misioner

GPIB DEKLARASI Gereja Ramah Anak: Menteri PPPA Sapa Anak-anak GPIB  

Misioner

Pesan Pdt. Marthen Leiwakabessy untuk Bajem yang Akan Dilembagakan