JAKARTA, Arcus GPIB – Berhentilah merasa berhak atas kehidupan orang lain karena kita bisa menjadi seperti Babel, perundung yang dibenci Allah.
Demikian penegasan dalam Sabda Bina Umat (SBU) GPIB Rabu 10 April 2024 mengurai Firman Tuhan Yesaya 14 : 1 – 11, mengakat tema: BERHENTI MERUNDUNG.
”Terkadang kita menjadi seorang perundung, baik di kehidupan nyata ataupun di media sosial. Kita cenderung menjadi perudung ketika melihat dan berkomentar dalam postingan media sosial yang tidak sesuai dengan keinginan kita.”
Banyak orang muda yang gagal berkarya karena komentar orang tua yang tidak siap akan perkembangan zaman. Banyak orang tua yang merasa gagal mengasuh anak karena dikomentari buruk dalam merawat anak.
”Kita sering menyaksikan bullying (penindasan, pengusikan, tindakan kekerasan, perundungan) terjadi di sekolah-sekolah, baik tingkat sekolah dasar sampai di perguruan tinggi. Perudungan terjadi akibat satu orang atau satu kelompok merasa diri lebih kuat sehingga mampu menguasai orang lain.
”Mereka mencari orang-orang tertentu yang kelihatannya lemah, Ialu akan menunjukkan kekuatan hanya untuk kesenangan dan kepuasan diri. Kita mungkin marah dengan tindakan ini. Namun, sesungguhnya tindakan perundungan (bullying) bukan hanya terjadi di sekolah melainkan juga di manapun, bahkan media sosial. Bisa jadi kita salah satu pelakunya.”
Sudah ratusan tahun lamanya Babel sangat terkenal dengan kekuasaan dan kekuatannya. Setelah menguasai satu daerah biasanya mereka mengambil beberapa orang untuk dijadikan budak dan pekerja di tanah Babel.
Melalui tenaga dan kepintaran orang dari berbagai penjuru daerah, Babel semakin jaya dan tidak terkalahkan. Namun, Yesaya justru mengejek Babel dengan mengatakan: Wah, sudah berakhir si penindas, sudah berakhr kelaliman! (ay. 4).
Orang-orang akan mengejek Babel dan mengatakan bahwa orang Babel akan sama rendahnya dengan semua orang tawanan. Orang Babel yang merundung orang-orang lemah, kini menjadi bahan rundungan semua orang dari setiap bangsa.
”Berhentilah merasa berhak atas kehidupan orang lain karena kita bisa menjadi seperti Babel, perundung yang dibenci Allah.” /fsp