“Kehormatan bagi setiap orang percaya untuk menerima ajakan untuk membangun rumah kemuliaan Tuhan. Tidak semua orang mendapat kehormatan itu”
JAKARTA, Arcus GPIB – Peristiwa perobohan gedung gereja Lembah Silo Kalimantan Utara tahun 2022 terasa menyakitkan khususnya warga jemaat Lembah Silo, Kaltara dan warga GPIB pada umumnya. Selain gedung gereja yang dirobohkan yang dibangun tahun 2004, Rumah Dinas Pendeta pun ikut dirobohkan.
“Pos Pelkes Lembah Silo Gunung Seriang adalah jemaat kecil dari GPIB Maranatha Tanjung Selor, Kaltara,” kata Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta P.K Paulus Kariso Rumambi.
Warga jemaat Lembah Silo Gunung Seriang Kaltara pada 2004 berhasil membangun gedung gereja lengkap dengan rumah pendeta. Namun kemudian gedung gereja bersama dengan pastori dirobohkan, akibat sengketa yang amat menyedihkan di tahun 2022.
Seolah menjadi sebuah lukisan hari Pentakosta, semangat dan harapan GPIB Jemaat Lembah Silo ini telah menjadi api Roh Kudus atas ucapan Yesus bahwa IA membangun kembali Bait Allah yang baru yang tidak dibangun dengan tangan manusia.
“Mari bersama-sama berdiri, kita sebagai orang percaya yang hidup dalam kasih karunia Allah untuk berbagi dan sepenanggungan dengan GPIB Jemaat Lembah Silo untuk membangun kembali rumah Tuhan atau gedung gereja yang sirna hilang,” tutur Pendeta Rumambi.
Gereja, kata Pendeta Rumambi adalah rumah Allah, keluarga Allah, tempat dimana iman dan spiritual dibentuk dalam terang Tuhan. Sejarah bersaksi bahwa Paskah Kristus telah membangkitkan pengharapan yang baru untuk menerobos duka hidup yang sirna.
“Tanda kebangkitan Kristus dengan menyediakan tanah baru, lahan yang baru milik sendiri sebagai sebuah pemberian diri bagi jalan kebangkitan Tuhan.”
Menyikapi perobohan gedung gereja tersebut, Ketua Dewan PKB Tony Wenas menyatakan duka yang menyayat sembari berharap gedung gereja dapat dibangun kembali.
“Kehilangan rumah Tuhan serasa kehilangan Tuhan yang mati. Sebuah trauma duka Golgota yang seolah menjelma kembali, menyayat bathin gereja. Inilah duka jeritan jemaat GPIB Lembah Silo yang juga menjadi duka kita, duka iman kita semua sebagai gereja ketika api Injil dipadamkan,” kata Tony Wenas.
Adalah suatu kehormatan bagi setiap orang percaya untuk menerima ajakan untuk membangun rumah kemuliaan Tuhan. Tidak semua orang mendapat kehormatan itu bahkan seorang raja besar seperti Daud sekalipun tidak dizinkan Allah.
“Mari bersama menerima panggilan Allah menegakkan kembali Salib kebangkitan Kristus di Tanah Kalimantan,” tandas Tony seraya mengajak untuk berpartisipasi dalam acara GALA DINNER di Le Meridien Hotel, Jalan Jend. Soedirman Kav 18-20 Jakarta, Jumat 4 Oktober 2024. /fsp