Seperti sebuah pertandingan yang menang berteriak menyampaikan sukacita, sama seperti orang yang berteriak yang keluar dari masalah berteriak menyampaikan sukacita tanda kemenangan.
BOGOR. Arcus GPIB – Ungkapan “Ya Bapa. Kedalam Tangan-Mu Ku-serahkan Nyawa-Ku” ternyata bukan ungkapan biasa-biasa. Teriakan Tuhan Yesus di kayu salib itu adalah ungkapan heroik, ungkapan kemenangan terhadap dunia bukan ungkapan kekalahan.
”Suara nyaring Yesus mengatakan ”Ya Bapa. Kedalam Tangan-Mu Ku-serahkan Nyawa-Ku” adalah teriakan kemenangan, bukan teriakan kekalahan Yesus terhadap orang-orang yang menyalibkan Dia, tapi ini adalah teriakan kemenangan bahwa Yesus telah memang dari semua proses kehidupan-Nya dari semua proses pelayanan-Nya.”
Seperti disampaikan Victor Nikijuluw, Ph.D dalam program youtube ”Sharing-0098” mengurai Lukas 23:45-46….”Ya Bapa. Kedalam Tangan-Mu Ku-serahkan Nyawa-Ku” adalah pernyataan Yesus di kayu salib itu juga merupakan ungkapan penyerahan tapi juga ungkapan kemenangan.
Seperti sebuah pertandingan yang menang berteriak menyampaikan sukacita, sama seperti orang yang berteriak yang keluar dari masalah berteriak menyampaikan sukacita tanda kemenangan. Demikian juga Yesus dengan suara nyaring berkata “Ya Bapa. Kedalam Tangan-Mu Ku-serahkan Nyawa-Ku”.
Menurut Victor yang pernah menjabat Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian KKP ini, inilah yang disebut equanimity adalah dalam kondisi fisik yang sangat lemah, sangat menderita, Yesus mempunyai ketenangan spiritualitas mental. Karena itu, dalam keadaan seperti itu Yesus bisa berteriak dengan suara nyaring.
”Itu pernyataan kepada dunia bahwa Dia adalah Anak Allah. Apa yang terjadi bukan saja penderitaan yang sudah dialami, tapi lebih dari adalah ungkapan kemenangan,” tutur Senior Ocean Program Advisor ”Konservasi Indonesia” ini.
Selain ungkapan kemenangan, kata dia, terikan Yesus juga merupakan ungkapan penyerahan hidup kepada Bapa-Nya, setelah 33 tahun diberikan kepada-Nya dan diakhir hidup-Nya Dia menyerahkan hidup-Nya, menyerahkan spirit-Nya, menyerahkan Roh-Nya, kepada Tuhan, kepada Bapa di sorga.
Ungkapan “Ya Bapa. Kedalam Tangan-Mu Ku-serahkan Nyawa-Ku” adalah penggalan dari Mazmur 31. Jadi apa yang disampaikan Tuhan Yesus adalah bagian dari Mazmur Daud di Mazmur 31 dengan judul: Aman Dalam Tangan Tuhan” dan di dalam ayat ke-6 persis sama, yaitu: Kedalam Tanganmulah kuserahkan Nyawa-Ku”. Mazmur ini dinyanyikan oleh orang Yahudi, terutama di Tabernakel di kemah Allah.
Pernyataan “Ya Bapa. Kedalam Tangan-Mu Ku-serahkan Nyawa-Ku” adalah tanda karya penyelamatan-Nya di dunia ini telah selesai dan berhasil. Dunia tahu nyawa-Nya adalah milik Tuhan, bukan milik dunia, bukan diambil oleh dunia, tetapi dikembalikan kepada Tuhan, bahawa nyawa-Nya diserahkan dan dikembalikan kepada Tuhan.
Kematian Tuhan Yesus di kayu salib memang bisa diperhitungkan sebagai sesuatu yang terjadi karena andil banyak orang, Yudas yang berkhianat, Kayafas yang memiliki ambisi besar, Pilatus yang ragu-ragu, pemerintahan Romawi yang berada dibawah tekanan.
Selain itu, juga karena sistem agama Yahudi pada saat itu pemerintahan agama dan pemerintahan sipil dibawah Romawi, serta andil orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang memiliki nafsu membunuh dan andil penduduk Yerusalem yang dibutakan dengan ajaran Nenek Moyang sehingga mereka tidak percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat.
Namun, kata Victor, kematian Tuhan Yesus sesungguhnya adalah rancangan Allah bagi keselamatan manusia untuk keselamatan dunia ini. Yesus memang harus datang kedua ini dan harus mati dalam rangka menebus dosa manusia.
Warga jemaat GPIB Zebaoth Bogor ini mengatakan, Nyanyian orang Ibrani “Ya Bapa. Kedalam Tangan-Mu Ku-serahkan Nyawa-Ku” merupakan teriakan kemenangan Yesus, seharusnya menjadi nyanyian pujian, menjadi pujian setiap orang.
”Nyanyian orang Ibrani “Ya Bapa. Kedalam Tangan-Mu Ku-serahkan Nyawa-Ku” merupakan teriakan kemenangan Yesus, seharusnya menjadi nyanyian pujian kita, menjadi pujian setiap orang,” ujar Victor.
Anak Saparua, yang suka menyelam dan berenang ini menyebutkan bahwa “Ya Bapa. Kedalam Tangan-Mu Ku-serahkan Nyawa-Ku” adalah sebuah komitmen Yesus, hand over suatu pernyataan Tuhan Yesus kepada Bapa bahwa hidup-Nya ada dalam tangan Tuhan. /fsp