Home / Misioner

Rabu, 22 September 2021 - 17:41 WIB

Manajer Kajian WALHI: Kapitalisme, Krisis Gerejawi dan Krisis Teologi

ArcusGPIB – Sebuah hasil penelitian membuktikan bahwa manusia cenderung melakukan perusakan alam, bukan merawatnya menjadi lebih baik. Gaya hidup kapitalisme ternyata berkontribusi terhadap perusakan alam itu.

Seperti yang pernah disampaikan oleh Boy Jerry Even Sembiring, Manajer Kajian Kebijakan Eksekutif Nasional WALHI belum lama ini bahwa logika kapitalisme memutus relasi antara manusia dengan komponen ekologis. Alam atau ekologi hanya dilihat sebagai objek menggerakkan dan mereproduksi kapital.

“Alam sebagai sumber energi (cheap energy) dijadikan alat untuk mendorong buruh-buruh kerja lebih produktif dan murah. Untuk memastikan hal tersebut, produk juga didorong dalam bentuk yang murah,” kata  Boy Jerry Even Sembiring saat menjadi nara sumber dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) belum lama ini.

Baca juga  GPIB Yudea 27th, Gereja Bukan Menara Gading, Pdt. Marthen Leiwakabessy: Jangan Hanya Tampilan Luarnya

Menurutnya, gaya hidup kapitalisme juga tidak terlepas dari krisis gerejawi dan krisis teologi. Ia mencontohkan bagaimana gereja masuk dalam pengaturan kapitalisme seperti yang terjadi di Freeport Indonesia, mengutip resourcesasia.id.

Dalam hal penggunaan energi, Sembiring mengatakan, negara sekular menggunakan energi dan emisi tinggi. Negara yang terafiliasi agama menggunakan SDA dan emisi lebih sedikit.

Ia menyebutkan ada langkah progresif gereja yang dilakukan antara lain agama dan kerjasama antar agama, juga kolaborasi antara agama dan non agama akan memegang peranan penting ke depan untuk membentuk pola pikir di luar kapitalisme.

Gereja perlu memposisikan dan mendefenisikan ulang hakikat manusia, bukan sekedar makhluk sosial yang harus menjalin relasi dengan manusia lainnya, lebih luas sebagai makhluk ekologis yang harus menjalin relasi dengan komponenen ekologis.

Baca juga  Merawat Keberagaman, Pdt. Persang Undang Sinta Wahid Ke Immanuel Gambir

“Makhluk ekologis, menjelaskan posisi bahwa manusia menjadi kesatuan dengan alam, sebagai satu satuan ciptaan Tuhan,” tandas Sembiring.

Kedepan, katanya, pada dasawarsa mendatang nasib manusia akan tergantung pada situasi yang disebut melek ekologis, yaitu kemampuan memahami pinsip-prinsip dasar ekologi dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip ekologis. Jadi, perlunya untuk melawan kapitalisme secara konstitusional hingga global.

Ber-ekonomi ala Indonesia sesungguhnya, Kapitalisme sebagai musuh dan sosialisme sebagai pengerat gerakan kemerdekaan. Pemerintah Indonesia dibentuk untuk melindungi sekaligus memajukan kesejahteraan segenap bangsa Indonesia. /fsp

Share :

Baca Juga

Misioner

Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto Bangga terhadap YADIA: “Ini Role Model”

Diakonia

YADIA GPIB Bertandang Ke Panti Asuhan Zebaoth, Empati Humanis

Misioner

“Ayo, Hiduplah Dalam Kekudusan dan Menjadi Pelaku Firman”

Misioner

Giat Layan Sukses Rolly Luma Di “Zebaoth Bermazmur”: “Ini Beda”

Misioner

Ayo Creative Thinking, Pdt. Jeniffer Pelupessy: “Jangan Anggap Enteng Ide yang Muncul

Misioner

Pengukuhan Forum Komunikasi Domino Periode 2023-2027 Di GPIB Effatha Jakarta

Misioner

Nah, Ingat Ini, AKHLAK Harus Jadi Core Value….

Misioner

Sukacita Ibadah Perdana GPIB Taman Harapan, Ketua III MS: Jaga Persekutuan dan Kerukunan