Home / Misioner

Rabu, 3 Mei 2023 - 18:46 WIB

Ketidakrelaan Berbagi Bentuk Ketidakmampuan untuk Mensyukuri Keselamatan Tuhan

Majelis Sinode berbagi dalam sebuah acara silaturahim dengan tokoh-tokoh lintas agama di GPIB Paulus Jakarta.

Majelis Sinode berbagi dalam sebuah acara silaturahim dengan tokoh-tokoh lintas agama di GPIB Paulus Jakarta.

JAKARTA, Arcus GPIB – Orang yang sedia berbagi adalah orang yang menyukuri hidup dan suka membangun kasih persaudaraan. Orang yang bersedia berbagi adalah orang yang berhasil menaklukkan egosentrisme yang ada di dalam dirinya. Mari berbagi untuk menyalurkan berkat.

Renungan malam Sabda Bina Umat (SBU) GPIB Rabu (03/05/2023) mengurai  Kisah Para Rasul 4  : 34 – 37 menyebutkan,  kecintaan pada diri yang berlebihan membuat orang sulit untuk berbagi.

Ketidakrelaan untuk berbagi adalah bentuk ketidakmampuan untuk mensyukuri anugerah keselamatan yang Tuhan telah berikan. Cinta diri yang berlebihan dapat membuat orang enggan untuk berbagi.

Mengutip Wikipedia arti egosentrisme adalah kualitas atau keadaan seseorang menjadi egosentris, yakni perhatian yang berlebihan pada diri sendiri dan terarah hanya untuk kesejahteraan atau keuntungan sendiri dengan mengorbankan atau mengabaikan orang lain.

Baca juga  "Apa Jadinya Kalau Matahari dan Bulan Tidak Teratur, Manusia Tentu Tidak Mungkin Hidup"

Egosentrisme juga bisa diartikan sebagai ketidakmauan seseorang untuk melihat dari sudut pandang orang lain, terkait dengan ptkiran, perasaan dan pengamatannya.

Ciri kehidupan persekutuan orang percaya yang diceritakan oleh Lukas pada ayat bacaan kita hari ini adalah tidak egosentris, tidak mengukur segala sesuatu dari kepentingan, kesenangan dan selera sendiri.

Tidak seorang pun yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri dan hanya dirinya sendin yang berhak menikmati.

Baca juga  Tekanan Hidup, Kecewa dan Takut, Tetaplah Setia Kepada-Nya

Hidup persekutuan mencirikan, semua orang menjadi saluran berkat dan kasih. Sebuah saluran yang berfungsi dengan baik untuk menyalurkan dan mengalirkan. Sebagai bentuk kesehatian, kesejiwaan dan ketidakegoisan, mereka menjual harta milik mereka, lalu membagi-bagikannya.

Mereka mengalahkan egoisme mereka dan memiliki kerinduan serta dorongan untuk berbagi. Sifat kerelaan dan tolong menolong menjadi cir kKehidupan mereka.

Dasar dan semua perbuatan itu adalah kasih. Perbuatan kasih itu diwujudkan oleh Yusuf, seorang Lewi yang berasal dari Siprus. Kisah int menggambarkan ciri dari Gereja yang satu, kudus, am dan apostolik. /fsp

Share :

Baca Juga

Misioner

GEDUNG Baru GPIB Jurang Mangu, “Blessing in Disguise” Berkat Dibalik Pandemi

Misioner

Pdt. Johny A. Lontoh Bangga Terhadap Sistem Perekrutan Calon Pendeta GPIB

Misioner

MANTAP.  Renungan Singkat Pdt. Jan Jona Lumanauw Capai 1.100

Misioner

Pesona Baju Bodo Semarakkan Pembukaan Munas XX PWKI Di Kota Makassar

Misioner

Pesan Manis Dua Pendeta GPIB: Tunjukkan Kualitas dan Jaga Sikap

Misioner

Mengasah Sikap Kritis Gereja, GPIB dan GPI Gelar Pendidikan Politik: Politik Tidak Tabu

Misioner

Pdt. Johny Temmar: Pegangan Kristus Tidak Pernah Menenggelamkan Kita

Misioner

Sosok Baik Hati Daniel Alfred Sabandar Wafat, Ia Wafat Di Dalam Tuhan