MATARAM, Arcus GPIB – Ketua II Majelis Sinode Pdt. Manuel E. Raintung, S.Si, M.M melaksanakan peneguhan Diaken Penatua periode 2022-2027 di Jemaat GPIB Immanuel W.R.S Mataram Minggu 11 September 2022.
Dalam khotbahnya, Pdt. Manuel Raintung meminta Diaken Penatua terpilih untuk melaksanakan perannya sebagai Diaken Penatua dengan sungguh-sungguh dan beritegritas dengan meneladani sosok Daniel.
Daniel, meskipun ia masih muda tapi senantiasa memiliki yang namanya spirit of excellent, ia tetap terus memiliki semangat untuk mencapai sesuatu yang terbaik.
Daniel dalam pelayannya tidak hanya sekadar melayani Tuhannya. Tapi ia mengalami pertumbuhan kualitas, 10 kali lebih cerdas dari semua orang yang berilmu dan semua ahli jampi di Babel itu. Walaupun ia hanya vegetarian. Artinya, ketika ia dibawa ke istana Babel seharusnya ia makan makanan istana, tetapi ia tidak terpengaruh ia tetap berpola ugahari, sederhana saja.
Soal kecukupan, kata Pdt. Raintung, bukan hanya diraih dari soal makan minum. Hal hidup mencapai kualitas bukan hanya dipengaruhi atau dilatarbelakangi oleh hal-hal jasmaniah. Kualitas hidup bermula dari sebuah kerohanian, sesuatu yang rohani, sebuah spiritualitas yang ditunjukkan oleh Daniel yang kemerdekannya dirampas.
“Di GPIB loyalitas bukan hanya terjadi kepada seorang palayan, tapi juga dituntut kepada pasangannya, pendampingnya. Itu artinya para pendamping diminta juga terus menopang menjaga kewibawaan rohani pasangannya,” tutur Raintung yang akrab disapa Pdt. Noel ini.
Kepada Diaken Penatua di Mataram, Pdt. Noel berharap peran Diaken Penatua terpilih bisa menjalankan fungsinya sebagai soso pembawa damai.
“Mari jadikanlah GPIB, khususnya yang berada di kota Mataram ini gereja Damai Sejahtera,” kata Pdt. Noel.
Disamapaikan bahwa masa Raya Pentakosta ini mengajak semua untuk tetap ada dalam panggilan dan pengutusan Tuhan.
“Kita sebagai gereja sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan memiliki tugas, tanggung jawab untuk meneruskan kabar baik yang telah disampaikan, ditunjukkan, diteladankan oleh Yesus Kristus Tuhan kita.”
“Sesungguhnya masa raya Pentakosta itu mendorong kita agar supaya kita terus menerus hidup sebagai gereja, sebagai jemaat, sebagai warganya, untuk dapat mendatangkan kebaiakan. Itulah sesungguhnya misa gereja.” /fsp