JAKARTA, Arcus GPIB –Majelis Sinode GPIB dan PT Pertamina (Persero) dalam hal ini PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melakukan pertemuan di Kantor Majelis Sinode di Jalan Medan Merdeka Timur 10 Jakarta Selasa (16/01/2024). Pertemuan membahas relokasi GPIB Maranatha Balikpapan.
Fungsionaris MS GPIB yang hadir dalam pertemuan itu adalah Ketua Umum Pendeta P.K Rumambi, Ketua I Pendeta Marthen Leiwakabessy, Ketua IV Penatua Shierly Van Houten Sumangkut, Ketua V Penatua Robynson L. Wekes dan Sekretaris II Penatua Ivan G. Lantu.
“Mereka (Pertamina) beberapa waktu lalu mengusulkan dan menginformasikan ke GPIB untuk merelokasi gedung GPIB Maranatha di Balikpapan termasuk didalamnya gedung sekolah Yapendik,” tutur Sekretaris II MS GPIB Penatua Ivan G. Lantu S.H, M.Kn kepada Frans S. Pong dari Arcus GPIB.
“GPIB berharap relokasi dilakukan ke Daerah Tanah Abang Balipapan atau Dohar Balikpapan. Pertamina mengusulkan nama yang lain dan lokasi yang lain yang tidak sesuai dengan lokasi yang kita harapkan maka terjadilah pertemuan ini. Kita dikasih tempat lain, itu tidak sesuai harapan kita,” kata Penatua Ivan.
Atas usulan di Tanah Abang atau Dohar, belum ada persetujuan dari Pertamina. Pertamina masih akan mengecek dan melakukan koordinasi dengan meminta persetujuan Menteri BUMN untuk lokasi yang di jalan Dohar Balikpapan. “Kalau di Jalan Dahor itu akan meminta persertujuan Menteri BUMN, prosesnya akan panjang maka diusulkan ditempat lain,” tandas Ivan.
Penatua Ivan yang juga Notaris ini mengatakan, rencana relokasi GPIB Maranatha di Balikpapan dan aset-aset lainnya dilakukan berdasarkan pengalaman terbakarnya kilang Plumpang Jakarta. GPIB Maranatha masuk dalam buffer zone, penyangga yang berdekatan dengan kilang-kilang Pertamina. Selain gedung gereja, aset lainnya yang ada disitu antara lain Sekolah dan perumahan Staf Pertamina dan aset-aset milik orang lain. “Pada dasarnya kami juga masih bisa minta pertimbangan. Makanya dijalinlah komunikasi,” ujarnya.
Hasil pertemuan GPIB dan KPI, kata Ivan masih aka nada pertemuan selanjutnya. Saat ini masih mencari lahan atau tempat pengganti relokasi itu yang memungkinkan bagi GPIB Maranatha Balikpapan.
“Yang mencari dari kita, kita sudah bentuk tim di Balikpapan mereka (Pertamina) juga akan bantu. Kita akan mencari lahan yang memungkinkan sebagai pengganti dari tempat Maranatha Balipapan sekarang,” tandas Ivan.
Luas tanah GPIB Maranatha dan sekolah sekitar 1 hektar. Sementara luas bangunan masih akan dinilai lagi. Soal nilai, GPIB dan Pertamina masih akan ketemu lagi karena nilai dari konsultan Jasa Penilai Publik dari Pertamina yang akan melakukan penilaian. GPIB juga menyiapkan penilai dan akan diambil jalan tengahnya.
“Tapi kita belum bicara itu. Sekarang kita, paling tidak yang mana sih lokasi penggantinya. De Facto De Jure tanah itu milik GPIB Serifikat Hak Milik. Untungnya kita sertifikat itu Hak Milik sehingga kita punya kekuatan hukum itu punya kita, punya GPIB jadi tidak ada masalah.”
“Pertamina memang mau pakai lahan itu. Saya belum tahu rencana kedepannya untuk apa. Pertamina belum sampaikan itu, paling tidak dia mengikuti instruksi dari Pemerintah Pusat bahwa belajar dari pengalaman Plumpang bahwa daerah-daerah yang ada kilangnya dalam radius tertentu sebaiknya direlokasi termasuk GPIB Maranatha Balikpapan.”
“Kedepannya ini akan banyak komunikasi dengan Pertamina, mengingat perizinan untuk pembangunan gereja dan stasus tanah yang sekarang Hak Milik makanya kita minta penggantian juga Hak Milik. Dan itu kita serahkan semuanya ke Pertamina dan membantu mengurus. Kita mengharapkan kita terima kunci. Jadi mereka mengurus semua. Membantu mengurus, dan terima jadi.”
Dikatakan, mungkin tanah dapat dibeli tapi belum tentu di lahan itu boleh dibangun rumah ibadah. Dan ini yang masih dipikirkan lebih lanjut.
Pertamina sangat mengerti dengan kondisi ini tapi juga berkomitmen membantu pengurusan. Direksi langsung menyampaikan membantu Pengurusan, Perizinan, Status Tanah dan Sertifikat Hak Milik. /fsp