JAKARTA, Arcus GPIB – Peristiwa pengrusakan gedung gereja GPIB Taman Harapan, Cawang, Jakarta Timur pada Senin (24/6) malam amat disayangkan terjadi. Hal itu disampaikan Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi dalam video resmi menanggapi peristiwa tersebut, Selasa (25/6).
“Tadi malam (Senin) 24 Juni 2024, sekitar pukul 20.00 WIB, di gedung gereja GPB Jemaat Taman Harapan, Cawang, Jakarta Timur, telah terjadi hal-hal yang kita semua tentu tidak menginginkannya. Dan itu sebabnya kami pertama-tama mau menyampaikan pernyataan sungguh amat disesalkan peristiwa tadi malam terjadi. Sebab sejak bulan Februari tahun ini, 2024, kami sudah mengadakan kontak hubungan-hubungan dengan pihak ibu Emy Watimuri Tetelepta yang menguasai gedung gereja milik GPIB. Dan telah terjadi kesepakatan yang dimediasi oleh Kapolres Jakarta Timur untuk pembagian penggunaan gedung dengan jadwal-jadwal yang disepakati. Namun dalam perjalanan dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan, ternyata ada tindakan-tindakan kriminal dalam rangka menghambat bahkan pengrusakan gedung gereja yang terjadi beberapa kali, misalnya dalam bentuk pemotongan kabel CCTV yang kami pasang dan akhirnya sampai kejadian tadi malam. Pengrusakan gedung gereja tentu ini tindakan pidana kriminal, sebab kami GPIB, sedang beribadah diganggu, dilempari kaca-kaca dan pecah, dan itu semua sangat kami sesalkan,” Pdt.Kariso.
Pernyataan itu juga ditambahkan Ketua II Pendeta Manuel Raintung yang tiba tak lama setelah pengrusakan itu terjadi. “Saya tiba di tempat kurang lebih pukul 21.30 WIB. Bentrokan fisik ini sungguh memprihatinkan karena tidak saja melibatkan warga gereja tapi juga sudah melibatkan kelompok etnis dan bahkan warga masyarakat sekitar. Jadi, sudah bias dari gereja sampai kepada masyarakat. Sehingga pihak kepolisian harus meneduhkan, menenangkan, mengambil alih semua, termasuk tempat ibadah gedung gereja, di segel, di police line, ditutup, dikunci, dan dipegang oleh Ibu Kapolsek Kramat Jati.”
GPIB, kata Pdt.Raintung telah menindaklanjuti dengan melaporkan peristiwa ini kepada Polres Jakarta Timur sekitar pukul 12 malam. Dan tim GPIB berjumlah lima orang yang diutus mendatangi kantor Polres Jakarta Timur dan melaporkan perkara tersebut di mana adanya tindakan kriminal karena mengganggu orang beribadah, merusak, dan terlihat ada upaya untuk menguasai tempat ibadah.
“Jadi, saya kira ini suatu tindakan yang merugikan kita semua sebagai gereja, dan bahkan warga gereja, bahkan warga masyarakat, karena di saat-saat kita menginginkan adanya kedamaian, tetapi ada oknum-oknum atau pihak-pihak tertentu yang ingin mengganggu dan merusak relasi-relasi yang sudah terbangun. Jadi, kami juga tentu akan mempertanyakan kepada pihak GABK, Gereja Anugerah Bentara Kristus, yang memang dimulainya rentetan permasalahan ini sejak dipasangnya papan nama. Jadi papan nama Gereja Anugerah Bentara Kristus baru saja dipasang dalam waktu kurun dua minggu ini, padahal mereka sudah lama di sana, dan GPIB tidak menerima dan diminta diturunkan, tapi dipasang lagi. Diturunkan, dipasang lagi, dan puncaknya pada malam hari tadi. Jadi, kami menganggap bahwa GABK sebagai pengguna tempat ibadah itu harus juga bertanggung jawab, karena tentu bukan GPIB atau warga GBB yang merusak, tapi pihak lain, dan dalam hal ini pihak GABK.”
GPIB juga meminta kepolisian untuk menindak ibu Emy Watimuri yang dianggap oknum yang berada di belakang layar peristiwa ini.
“Saya kira seperti itu, dan berharap kami beri waktu 2×24 jam, artinya memberikan kesempatan kepada Polres Jakarta Timur untuk menindak lanjuti, jika tidak, kami bersepakat untuk membawanya ke tingkat Polda Metro,” tegas Pdt.Raintung.
Di bagian akhir dari pernyataan resmi tersebut, Ketum Pdt.Kariso menyampaikan pihaknya dan seluruh warga Jemaat GPB berharap agar bisa menikmati hal ini dengan kedewasan beriman. “Kita tentu harus tetap memohon pertolongan dari Tuhan, kita harus tetap bisa menguasai diri, dan tentu tetap dalam bimbingan roh kudus untuk kita bisa menyikapinya secara kristiani. Tentu diharapkan dari kita semua untuk tetap membangun spirit perdamaian. Dan itulah visi kita, Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat. Gereja yang selalu ingin menghadirkan, mewujud nyatakan calon damai sejahtera Allah, bagi segala makhluk ciptaannya. Tuhan memberkati pelayanan kita bersama.”/phil