KOTTAYAM, INDIA – Pendeta Reform dari Uniting Presbyterian Church, Afrika Selatan, Prof. Dr. Jerry Pillay mengingatkan bahwa dunia sedang dalam masa-masa yang tidak baik-baik saja karena berbagai hal yang terjadi sebelumnya.
“Kita sedang hidup di masa-masa sulit dan dunia sedang dalam krisis,” kata Pillay dalam forum Christian Conference Of Asia General Assembly Kottayam yang diselenggarakan pada 28 September – 03 October 2023.
Laman cca.org menyebutkan, Pillay menggambarkan peristiwa yang sedang terjadi sebagai “polikrisis” percepatan mengatasi perubahan iklim, Covid-19 dan dampaknya, konflik, etnis dan kekerasan berbasis gender, perang, pengungsian, kelaparan dan makanan ketidakamanan, meningkatnya kesenjangan dan marginalisasi.
Mengacu pada Roma 8:22- 24—” seluruh ciptaan telah ada mengerang kesakitan. Hari ini ancaman eksistensial bersifat global dan mengancam keutuhan kehidupan bumi.
“Sebagai gereja dan ekumenis kita dipanggil untuk kembali menanggapi tantangan global ini khususnya krisis iklim,” tutur Pillay.
Oleh karena itu, gereja perlu terlibat dalam tantangan global. “Pertama-tama bicaralah pada diri kita sendiri sebelum kita memberi tahu orang lain apa yang harus dilakukan,” tandas Pillay.
Uskup Dhiloraj Canagasabey, Penjabat Moderator, Gereja Ceylon di Sri Lanka dalam kesempatan itu mengatakan, akibat kondisi politik, sosial dan ekonomi menjadi momok kesejahteraan.
“Di tengah meningkatnya kesulitan politik, sosial dan ekonomi dalam bentuk kerusuhan global seperti perang yang berkecamuk di Eropa, rasa putus asa di Timur Tengah dan peristiwa tragis di Afrika, momok yang mengancam kesejahteraan kita di seluruh planet,” tuturnya.
Dikatakan, situasi yang ada telah menyerang fondasi ciptaan yang Tuhan ciptakan. Kesombongan dan kekerasan manusia telah menimbulkan kerusakan yang tak henti-hentinya di planet ini.
Pandemi mengakibatkan jatuhnya kondisi perekonomian
Hal lainnya adalah bencana lingkungan seperti perusakan hutan kebakaran, belum pernah terlihat sebelumnya suhu musim panas yang tinggi di wilayah Utara belahan bumi, hilangnya gletser di kutub Utara dan Selatan, semuanya terakumulasi pada pengaruh drastis dari ekosistem tempat semua makhluk hidup bergantung. /fsp