Home / Germasa

Rabu, 5 Juli 2023 - 15:11 WIB

Lagi, Moderasi Beragama Terus Digaungkan: Salah Satu Program Prioritas Pemerintah

CIPUTAT, Arcus GPIB – Pusdiklat Tenaga Teknis pada Badan Litbang dan Diklat (Balitbang Diklat) Kementerian Agama, memberikan bimbingan teknis (bimtek) tentang moderasi beragama kepada para Dai Kebangsaan dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) tingkat Provinsi. Bimtek berlangsung di Kampus Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Ciputat Tangerang Selatan.

Laman Kemenag RI seperti disampaikan Kepala Balitbang Diklat Kemenag Suyitno mengatakan, pelatihan moderasi beragama merupakan salah satu program prioritas pemerintah dan mandat bagi Kementerian Agama. Tujuannya, memberikan inside tentang moderasi beragama dan men ‘taukid’ gerakan moderasi di komunitas masing-masing.

Suyitno menjelaskan, Moderasi Beragama bukan mazhab atau faham baru. Cikal bakal konsep dan program ini sudah tercetus dan dilaksanakan sejak era Gubernur H. Alamsyah Ratu Perwiranegara pada 1980 dengan konsep Trilogi Kerukunan Umat Beragama. Konsep ini meliputi Kerukunan intern umat beragama, Kerukunan antar umat beragama, dan Kerukunan antara umat beragama dan pemerintah

Baca juga  TEGAS. Menteri Agama Minta Pemda Fasilitas Izin dan Giat Keagamaan

Kenapa Moderasi Beragama harus dibangun? Bukan agamanya karena agama itu sudah Tammam dan Tamat. Menurut Suyitno, sasaran Moderasi Beragama adalah umatnya (pelakunya). Sebab, masih ada sebagian pihak yang memgekspresikan keagamaannya tidak secara Islam ya’lu wala yu’la alaihi.

Ketua II Majelis Sinode GPIB Pendeta Manuael E. Raitung dalam suatu kesempatan mengatakan seperti dilansir fkub.org, moderasi beragama harus dipahami dengan baik. Penguatan kerukunan beragama di Indonesia diharapkan bukan hanya tercipta dan terjaga, melainkan juga dapat tumbuh berkembang di seluruh pelosok Nusantara.

Baca juga  Gereja-gereja Tionghoa Di Indonesia Serahkan Bantuan Rp2 Miliar

Kerukunan beragama diharapkan bukan hanya difahami dan menjadi tugas pemuka agama saja, melainkan juga tugas para pemeluknya, baik para pejabat negara, politisi, pengusaha, dan semua kalangan masyarakat, termasuk “wong cilik”.

“Strategi menjaga kerukunan beragama, selain dengan menumbuhkannya, kita juga perlu mendiseminasikannya ke masyarakat dunia. Fenomena globalisasi, stateless, post truth, “rezim netizen”, sosial media, dan terciptanya “global village” telah membuat hilangnya batas terjadinya transaksi informasi, yang dalam sisi negatifnya, dapat menjadi ancaman terhadap upaya menjaga kerukunan beragama,” tandas Pendeta Manuel. /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

Kasus Penghentian Ibadah Secara Paksa: Masyarakat dan Gereja Sepakat Selesaikan Masalah

Germasa

Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB di Pekanbaru Resmi Dibuka

Germasa

PPKM Level 3 untuk Wilayah Jabodetabek, DIY dan Bali

Germasa

Dari Bumi Nyiur Melambai, Ketua II Pdt Manuel Raintung: Semua Harus Menjadi Pelaku Damai

Germasa

Ayo Hidup Rukun Beragama Di Masyarakat, Ini Kata Pelawak Polo

Germasa

Presiden Jokowi : Setiap Agama Memiliki Hak Sama dalam Beribadah

Germasa

Pdt. Hariman Pattianakota: ”Berhenti Menjadi Gereja Kalau Tidak Bisa Membangun Kesejahteraan”

Germasa

“Bulan Germasa GPIB, Momentum Perkuat Relasi Persaudaraan Lintas Agama “