Home / Uncategorized

Jumat, 25 Februari 2022 - 17:43 WIB

Mari Masuk Dalam Ibadah Rabu Abu, Majelis Sinode: Rabu Abu Bagian Dari Liturgi GPIB

JAKARTA, Arcus GPIB – Masa Prapaskah dimulai pada hari Rabu Abu. Sebagaimana diketahui Rabu Abu dimulai 40 hari sebelum Paskah atau 2 Maret 2022.

“Hari Rabu Abu yang telah menjadi bagian dari liturgi GPIB, yang dilaksanakan setiap tahunnya,” kata Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pdt. Drs. P.K. Rumambi, M.Si dan Sekretaris Umum Pdt. Elly D. Pitoy – de Bell, S.Th dalam suratnya tertanggal 24 Februari 2022 tentang Penjelasan dan Petunjuk Pelaksanaan Ibadah Rabu Abu.

Lanjut disampaikan, ibadah Rabu Abu ini diikuti oleh semua anggota keluarga, baik yang sudah dibaptis maupun yang belum dibaptis, dapat menerima abu.

Baca juga  "Negeri Kita Sedang Diuji Kelompok Radikal, Moderasi Beragama adalah Formula Penawar"

Proses pelaksanaannya dilakukan oleh pemimpin ibadah dengan menandai abu pada dahi atau kepala menyerupai tanda salib, sambil mengucapkan “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil atau rumusan lainnya yaitu “Ingatlah Saudara, kita ini debu dan akan kembali menjadi debu” penerima abu mengucapkan “Amin”.

Abu yang dioleskan didahi atau ditaburkan di kepala, menunjukkan bahwa kepala mewakili seluruh kehendak kita untuk bertobat.

Abu memiliki makna kesengsaraan, malu, kerendahan diri di hadapan Allah (Kej. 18:27), perasaan sedih karena berdosa. Oleh sebab itu, abu memberikan gambaran kelabu, suram, dan gambaran kelemahan sekaligus dosa manusia.

Abu yang dipakai dalam ibadah Rabu Abu tidak dapat dipisahkan dari Minggu Palma sebagai peringatan ketika Yesus diarak masuk ke kota Yerusalem sebagai Raja dan Penebus. Dilaksanakan seminggu sebelum Minggu Paskah.

Baca juga  Orang Benar Bisa Dijahati, Pnt. James Sumampouw: Serahkan Penghakiman Kepada Tuhan

Minggu Palma menjadi kenangan akan permulaan kisah sengsara Yesus. Daun Palma biasanya dipasang di belakang salib pada dinding. Pada hari Rabu Abu, daun Palma –yang telah setahun lalu dipakai dan kini sudah mengering—akan dibakar dan abunya dipakai untuk mengolesi dahi.

Warna liturgi pada hari Rabu Abu adalah ungu yang melambangkan tobat, keprihatinan, dan matiraga. Pertobatan merupakan langkah penting menuju pembaruan hidup rohani. /fsp

Share :

Baca Juga

Uncategorized

GPIB Obor Banten Punya Kekuatan Hukum, Kuasa Hukum Fondroni Hia: Gugatan Sudah Daluwarsa

Uncategorized

“Gebyar Sidang Raya XVIII Toraja 2024, Perhelatan Iman Nan Istimewa”

Uncategorized

KEBIASAAN, Merentang Dalam Seluruh Bidang Kehidupan

Uncategorized

Mahasiswa Hindu Ni Ketut Mayoni Raih Gelar Magister Pendidikan Islam dari UIN Mataram

Misioner

PAHIT Jadi Manis: Bersandarlah Kepada Allah yang Sanggup Membuatnya Manis

Uncategorized

Paskah Nasional Tahun 2022, Bupati Elly Engelbert Lasut: Talaud Siap

Uncategorized

GPIB Golf Charity Tournament 2023 Sukses: Golfers Ikut Donasi Panti Asuhan

Uncategorized

Agus Marsudi Wafat, Ex. Deputi Bank of Tokyo Ini Pernah Menjabat Bendahara FMS Dua Periode