JAKARTA, Arcus GPIB – Mana yang lebih Anda sukai: minum jamu beras kencur manis dulu baru minum jamu bratawali yang pahit; atau minum jamu bratawali yang pahit dulu baru minum jamu beras kencur manis sebagai penawar?
Demikian sebuah kalimat yang dibagikan dari grup WhatsApp “TUHAN ku Maha Pengasih”, alumni kristen 1982 SMA Negeri 5 Makassar. Biasanya orang akan memilih meminum beras kencur yang manis setelah minum bratawali yang pahit.
Dalam kisah hidup kita, kadang ada kejadian pahit yang terjadi dan membuat hati kita merana karenanya. Bila hal itu terjadi, apakah Anda ingin hati Anda yang pahit diubahkan menjadi manis? Allah kita mampu mengubahnya, asal kita sungguh-sungguh bersedia mendengarkan perintah Tuhan dan melakukan apa yang benar, dengan setia.
Apabila kepahitan hidup tak terhindari bersandarlah kepada Allah yang sanggup membuatnya manis. Mulailah hari ini dengan membaca Firman Tuhan. Keluaran 15:25 “Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis.”
Di tempat kepahitan (Mara), air berubah menjadi manis (bahasa Ibrani: Mathaq, yang berarti “manis”, menggembirakan).
Begitulah Tuhan mendidik umat Israel, bahwa Dia adalah Allah yang dapat membuat Mara menjadi Mathaq; yang dapat membuat apa yang tak bisa dinikmati menjadi sesuatu yang menggembirakan.
Ini akan terjadi apabila umat Tuhan ”sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allah, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telinga kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya …” /fsp