JAKARTA, Arcus GPIB – Hidup suami istri adalah anugerah, berkat dan pemberian Allah yang harus diterima dan disyukuri. Setiap pasangan hidup harus mengaminkan dan mensyukurinya.
“Juga keluarga yang kita miliki adalah anugerah atau pemberian Allah bagi kita yang harus kita syukuri,” demikian renungan malam Sabda Bina Umat (SBU) Jumat (21/04/2023) mengurai Firman Tuhan Kejadian 2 : 18 – 20.
Sesama juga merupakan pemberian Allah, baik sahabat maupun orang-orang di sekitar yang tidak menyenangkan sekali pun, mereka adalah anugerah dan pemberian Allah.
Manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari relasi sosialnya dengan sesama manusia. Manusia itu membutuhkan orang lain atau membutuhkan sesamanya.
Catatan Arcus GPIB mengutip restuartikel.blogspot.com menyebutkan, setiap orang, mau tidak mau, suka tidak suka, dia harus berinteraksi dengan sesamanya. Setiap orang butuh kehadiran pihak lain dalam hidupnya.
Setiap orang membutuhkan teman atau pasangan hidup dalam menjalani hari-harinya. Itulah latar belakang yang menjadi dasar pertimbangan, mengapa mesti ada pernikahan- karena manusia memang membutuhkan penolong bagi dirinya.
Manusia itu tidak baik kalau sendirian. Mengapa? Karena sejatinya kita diciptakan sebagai makhluk sosial dan bukan sebagai makhluk individu. Ia butuh penolong. Ia butuh teman dalam berpikir dan dalam bekerja. Ia butuh teman berbagi dalam suka maupun duka. Itulah sebabnya Tuhan mengatakan bahwa ‘sendirian itu tidak baik’.
“Bukan salah, bukan tidak boleh, tetapi tidak baik!” Oleh karena itu manusia semestinya senantiasa berusaha dan harus mampu untuk menjalin hubungan atau ikatan kerjasama dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya, khususnya dalam mewujudkan impian-impiannya.
Kodrat itulah yang mendorong manusia untuk selalu berusaha mencari pihak yang dianggapnya dapat menolongnya. Dalam interaksi sosial tersebut, manusia melakukan proses seleksi untuk mencari partnernya, karena tidak semua orang bisa diajak bekerjasama.
Apalagi kalau hubungan itu diorientasikan pada hubungan dalam pernikahan. Ada tahapan atau proses identifikasi; mencari orang yang dianggapnya memiliki komitmen dan pandangan yang sama dengan dirinya, serta memahami apa yang dicita-citakannya, dan bisa diajak bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama secara benar dan bertanggungjawab. /fsp