JAKARTA, Arcus GPIB – Bagaimana seharusnya bersikap ketika menghadapi persoalan agara tidak menimbulkan pertengkaran dipaparkan apik oleh Pdt. Jan Jona Lumanauw, Ketua Majelis Jemaat GPIB Gloria Bekasi mengurai teks Firman Tuhan Kejadian 44: 18 yang tayang dalam program youtube.
“Banyak persoalan yang berujung pada pertengkaran. Kenapa? Karena orang tidak mau mendengarkan penjelasan atau sebaliknya orang tidak mampu menjelaskan sejelas-jelasnya tentang persoalan itu,” ungkap Pendeta yang cukup dikenal dengan kegiatan baksos melalui Yayasan Diakonia dan Departemen Pelkes GPIB ini.
Lalu bagaimana seharusnya agar tidak terjadi pertengkaran? Menurut Pdt. Jona, caranya dengan menjelaskan sebaik mungkin persoalan yang dihadapi dan andalkan Roh Kudus.
“Persoalan, masalah bisa saja muncul tetapi mari kita dengarkan penjelsan atau mari kita menjelaskan sejelas-jelasnya persoalan itu sehingga bukan pertengkaran yang terjadi tetapi bisa diselesaikan sebaik mungkin persoalan yang kita hadapi tentu saja dengan meminta pertolongan dari kuasa Roh Kudus,” imbuh Pdt. Jona.
Sebuah blog, 99.co menyebutkan menghadapi berbagai persoalan adalah dengan menenangkan pikiran. Menenangkan pikiran atau berkepala dingin perlu dilakukan agar kamu mendapat solusi jitu dari permasalahan yang tengah di hadapi.
Barengi dengan Pikiran Positif. Pikiran negatif hanya akan memperburuk persoalan. Harus mampu berpikir positif ketika berada dalam menghadapi persoalan. Pikiran positif membantu kamu menghindari prasangka buruk dan membuat masalah menjadi lebih ringan.
Jangan panik dan membesarkan masalah. Ini patut diperhatikan dan hindari, panik yang hanya membesarkan masalah. Tanamkan dalam diri bahwa masalah yang timbul selalu disertai dengan solusi, sehingga kamu tak perlu panik berlebihan. Tulis masalah dan selesaikan satu per satu.
Lalu bagaimana agar pertengkaran tidak terjadi? Ini caranya. Laman brainly.co.id menyatakan, menjauhi perselisihan, caranya adalah menghormati dan membiarkan perbedaan yang ada.
Menjadi pribadi yang tidak mudah mempercayai fitnah juga adu domba sebab bisa berujung pada pertengkaran. Menerapkan sikap yang senantiasa mencari kebenaran dan tidak mendasarkan amarah atau kebencian hanya pada desas desus tanpa bukti. Menerapkan sikap sabar dan tidak membalas. /fsp