PEKANBARU, Arcus GPIB – Kegiatan Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB ditutup dalam ibadah minggu dengan konsep eko liturgi dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia, pada Minggu (9/6).
Ibadah yang dipimpin Ketua Umum Majelis Sinode Pendeta Paulus Kariso Rumambi menekankan pentingnya warga GPIB lebih peduli terhadap kerusakan alam yang terjadi dan membawa damai sejahtera.
“Dunia yang diciptakan Allah ini cukup untuk isinya tapi tidak cukup bagi orang-orang yang serahkah, orang-orang yang rakus. Apalagi kalau orang itu punya kekuasaan atau power. Kita semua tahu kerusakan alam mengakibatkan krisis ekonomi yang luar biasa, pemanasan global dan timbul wabah penyakit. Bencana akibat ulah manusia bahkan timbul konflik sosial sesama manusia. Ingat saudara bahwa alam dan sumber daya bukan warisan tapi titipan sehingga titipan itu harus dijaga. Oleh karena itu kita harus peduli sebagai pembawa syalom, pembawa damai sejahtera.”
Dalam sambutan penutupnya Ketua II MS Pdt. Maunuel Raintung mengampaikan bahwa ibadah minggu ini dilaksanakan dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Ini bukan ikut-ikutan tapi merupakan komitmen dalam membangun kepedulian lingkungan hidup.
“Kita mau merayakan peringtan lingkungan hidup dengan cinta karya eko puji-pujian, narasi ekoliturgi dan eko-gerakan dalam ibadah. Ada eko-kotbah di mana muatannya bernuansa ekologis yang memang belum banyak digunakan. Mudah-mudahan ini menjadi hal yang biasa. Juga eko-doa. GPIB bersyukur untuk hal itu yang telah mendeklarasikan diri sebagai gereja ramah lingkungan.”
Pdt.Raintung menambahkan dengan berakhirnya Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB semoga semakin maju dalam komitmen kepedulian terhadap lingkungan hidup.
“Kami juga mengucapkan terima kasih pada Mupel SARIBU atas upaya mensukseskan acara ini sebagai tuan dan puan rumah dalam kegiatan ini dan juga Bidang Germasa khususnya bidang lingkungan hidup dalam kegiatan ini. Dengan ini saya menutup kegiatan Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB dalam nama Kristus Yesus.” /phil