Peran presbiter untuk jadi contoh yang baik. Juga unit misioner, pengurus pelkat, dan komisi. Sehingga warga jemaat mau memberi dengan sukacita.
BOGOR, Arcus GPIB – Visitasi Majelis Sinode GPIB di Bakal Jemaat Pura Tajur Halang (Bajem PTH) GPIB Zebaoth Bogor menghadirkan pakar keuangan bidang Investment, Penatua Steven G. Tunas.
Materi bina yang dipaparkan Minggu 14 Juli 2024 adalah soal pemberdayaan ekonomi warga jemaat berkaitan dengan potensi yang bisa dikembangkan termasuk soal pentingnya persepuluhan ditata dalam rangka penatalayanan di jemaat.
Penatua Steven Tunas yang juga Direktur Investasi PT ABC Future Indonesia mengatakan, untuk menghidupkan keekonomian warga, mengajak memulainya dengan berbelanja di warga gereja yang berjualan atau berdagang, serta membantu warga gereja membuka gerai atau tempat-tempat usaha di sekitaran gereja.
“Beberapa gereja telah sukses mengembangkan program kewirausahaan jemaat, seperti membuka layanan katering, sekolah, Bank BPR atau usaha lainnya yang memanfaatkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh anggota jemaat. Pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemandirian finansial gereja,” kata Steven Tunas.
Ketua IV PHMJ GPIB Kinasih dan Ketua IV BP Mupel Banten ini mengatakan, banyak kisah sukses gereja yang menjalankan bisnis katering. Selain untuk melayani internal organisasi, namun juga mengambil peluang dalam segmen umum seperti pernikahan, rapat, dan lain sebagainya yang mana akan melibatkan jemaat secara profesional.
Di internal jemaat, dalam rangka pemberdayaan eknomi warga, langkah-langkah memulai usaha dengan perencanaan, modal, pelaksanaan, dan evaluasi.
Untuk Bakal Jemaat, perlunya memahami konteks dan tantangan spesifik yang dihadapi oleh bakal jemaat. Merancang program dan inisiatif yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi jemaat. Menjalankan rencana secara terstruktur, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Antusias warga jemaat Bajem PTH mengikuti Sesi Bina Pemberdayaan Ekonomi Jemaat ini juga disarankan untuk mau menilai efektivitas program, mengidentifikasi area perbaikan, dan terus melakukan penyempurnaan, kerjasama, kekompakan dan kolaborasi dari seluruh warga jemaat.
Pengelolaan anggaran harus realistis, transparan, akuntabel, dengan kontrol yang ketat. Tidak terjadi kebocoran anggaran. Tidak besar pasak daripada tiang.
Pembinaan sumber daya ekonomi bagi Bakal Jemaat sangat penting untuk mencapai kemandirian dana dan mendukung misi gereja. Gereja harus mandiri secara ekonomi. Kepatuhan warga jemaat terhadap persembahan persepuluhan dan persembahan lainnya yang paling utama menopang kemandirian dana gereja.
Disampaikan bahwa selain persepuluhan yang merupakan Sumber Penerimaan Utama gereja juga didalamnya juga ada Kolekte, Persembahan Syukur, Sumbangan serta Persembahan lainnya.
Peran presbiter untuk jadi contoh yang baik. Juga unit misioner, pengurus pelkat, dan komisi. Sehingga warga jemaat mau memberi dengan sukacita.
Penggalangan dana dan sumbangan juga harus dilakukan antara lain membangun kemitraan dengan komunitas lokal.
Mengadakan acara amal, kampanye donasi, dan membangun kemitraan dengan komunitas lokal untuk mengoptimalkan sumber-sumber pendanaan. Menerapkan program donasi rutin, serta memberikan edukasi kepada jemaat tentang pentingnya berkontribusi secara berkelanjutan demi kemajuan pelayanan gereja.
Kolaborasi dengan pihak luar juga perlu mendapat perhatian dari presbiter, misalnya untuk mendapatkan dana-dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan-perusahaan dan dari pemerintah.
Ini untuk memperoleh dukungan dan sumber daya tambahan dari pemerintah serta organisasi non-profit. Dalam hal ini pemimpin Gereja harus berperan aktif dalam Kerjasama dengan pihak luar terutama pemerintah.
Gereja perlu terus mencari dan mengembangkan ide-ide baru untuk menciptakan sumber pendapatan yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan jemaat. Hal ini dapat mencakup berbagai jenis usaha atau program kewirausahaan yang kreatif dan inovatif.
Perlunya sumber pendapatan alternatif selain persembahan, lewat penggalangan dana, pencarian donator tetap, kerjasama dengan pemerintah atau pihak ketiga, membantu usaha warga jemaat.
Yang paling utama adalah Kerjasama para presbiter, unit misioner dan seluruh warga jemaat dalam menjalankan semua program yang menopang kemandirian dana gereja. /fsp