JAKARTA, Arcus GPIB – Majelis Sinode GPIB menggelar acara Talkshow: “Pemuda Gereja Memilih” yang diselenggarakan di GPIB Jemaat MENARA IMAN Jakarta Timur, Jalan Lingkar Timur Blok S-II PTB Duren Sawit, Sabtu 2 Desember 2023 pukul 14.00 WIB yang sebelumnya direncanakan digelar di GPIB Effatha Jakarta.
Untuk itu, diharapkan Seluruh Majelis Jemaat GPIB up. Ketua III PHMJ dan Pengurus Pelkat GP dapat hadir dalam Sesi Bina yang diselenggarakan di GPIB Menara Iman Jakarta Timur ini.
Majelis Sinode dalam Suratnya yang ditantangani Pendeta Maureen Suzanne Rumeser-Thomas, M.Th dan Penatua Ivan Gelium Lantu, S.H., M.Kn mengatakan, pelaksanaan acara tersebut sebagaimana akan dilaksanakannya Pemilihan Umum Presiden dan Pemilu Legislatif kaitannya dengan Pemuda.
Sebagaimana diketahui potensial pemuda dalam Pemilu sangat diharapkan terlibat aktif sebagaimana jumlah Pemuda secara demografi cukup besar.
Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), jika diakumulasikan maka total Pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z sebanyak 56,45% dari total keseluruhan Pemilih. Sehingga pemuda seharusnya berpartisipasi dan terlibat aktif dalam mengikuti proses Pemilu.
Sayangnya pemuda saat ini sebagian besar merasa bahwa partisipasi politik tidak berarti atau tidak ada gunanya bagi mereka. Hal ini mungkin disebabkan karena pemuda kehilangan kepercayaan pada sistem politik, di mana pemuda mungkin merasa kecewa dengan kinerja pemerintah atau partai politik sehingga mereka tidak lagi percaya bahwa Pemilu dapat menghasilkan perubahan yang signifikan atau mewakili kepentingan mereka.
Sebab lainnya dapat disebabkan juga karena ketidakpuasan terhadap kandidat yang ada, pemuda merasa mungkin tidak ada kandidat yang memenuhi harapan atau tidak mewakili nilai-nilai atau pendekatan dalam memajukan isu-isu penting bagi kaum muda.
Hal lain yang mungkin terjadi juga yaitu kurangnya informasi atau pemahaman tentang arah dan fungsi strategis Pemilu dimana pemuda belum sepenuhnya memahami bagaimana Pemilu berkontribusi terhadap pembangunan dan masa depan bangsa serta kesejahteraan bangsa dan negara.
Faktor belum adanya edukasi atau sosialisasi yang memadai tentang pentingnya menggunakan hak pilih sebagai warga negara dapat disinyalir menjadi alasan tersebut. Semua faktor ini akhirnya berkontribusi pada tingginya jumlah Pemilih usia muda yang golput dalam Pemilu, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi representasi dan partisipasi politik dari kelompok ini.
Sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, sikap yang diharapkan dimiliki oleh Pemuda dalam menghadapi situasi menjelang Pemilu adalah partisipasi AKTIF.
Pemuda seharusnya aktif dalam proses pemilu dengan mendaftar sebagai pemilih dan menggunakan hak suara mereka. Partisipasi adalah cara utama untuk mengubah masyarakat dan sistem politik. Sifat Pemuda yang Kritis dan Objektif juga merupakan kunci untuk menilai kinerja (track record), ide dan gagasan calon-calon dengan kritis, tidak hanya sekedar “ikut-ikutan” atau asal memilih.
Sebagai pemuda pun juga pun harus terlibat dalam menjaga ketertiban, menjauhi tindakan kekerasan, berita hoax atau hasutan lain dalam masa menuju Pemilu. Ketertiban dan keamanan adalah aspek penting dalam menciptakan Pemilu yang damai bagi kedewasaan demokrasi bangsa Indonesia.
Poin yang penting adalah kedewasaan berpikir dan bertindak termasuk menghormati hasil Pemilu bahkan jika calon yang mereka dukung / pilih kalah. Ini adalah prinsip dasar demokrasi.
Dalam hal ini Gereja juga perlu berperan dalam mendukung Pemilu. Dimulai dengan membangun kesadaran akan pentingnya Pemilu dengan mengedukasi warga jemaat tentang pentingnya partisipasi politik dan Pemilu juga dapat berperan membantu warga jemaat untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai moral dan etika dalam memilih para pemimpin politik dengan penekanan pada integritas, kejujuran, keadilan, dan komitmen terhadap kesejahteraan publik. Gereja juga mendorong berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum dengan menggunakan hak suara mereka secara bertanggung jawab.
Selain itu Gereja juga memantau dan mengawasi proses pemilihan umum untuk menjaga situasi dapat tetap kondusif dalam pelaksanaannya sesuai ketentuan yang ada. Dengan demikian, Gereja dapat memainkan peran yang penting dalam mendukung Pemilu sebagai salah satu agenda strategis Bangsa Indonesia dalam demokrasi Pancasila. /fsp