ArcusGPIB.com – Menjaga Jakarta agar tetap menjadi negeri yang toleran terus dilakukan.
Tiada hari tanpa melakukan aksi bina bagi warganya untuk tetap rukun dan saling menghormati. Itulah yang terus dimantapkan mereka yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta.
Seperti yang dilakukan dua tokoh sentral di FKUB DKI Jakarta, Ketua FKUB DKI Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada, MA dan Wakil Sekretaris FKUB DKI Jakarta Pdt. Manuel E. Raintung, S.Si, MM, Jumat 1 oktober 2021 dengan mengadakan Talk Show Interaktif bekerja sama dengan RPK FM dam mercy.id.
Menurut Prof. Dr. Dede Rosyada, MA pihaknya selalu peduli dengan perkembangan Jakarta dari gangguan-gangguan yang sifatnya intoleran. Hanya saja, katanya, kalau gangguan dengan memanfaatkan cara-cara cyber akibat globalisasi susah ditangkal.
“Kita tidak bisa menahan globalisasi. Globalisasi itu tolls-nya satelit, kemudian teknisnya medsos. Informasi-informasi itu masuk kepada setiap orang dari mana pun dia, dan yang diakses orang tidak akan tahu. Jangan-jangan ada warga Jakarta yang sedang chatting dengan ISIS, jangan-jangan ada warga Jakarta yang sedang chatting dengan Taliban, kita nggak tahu,” ungkap Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Periode 2015-20219 ini mengatakan, di Jakarta ini ada 5000 pengungsi Afghanistan.
“Kalau virus gampang di vaksin tapi kalau virusnya virus ideologi itu ‘kan mengganggu. Taliban itu domestikisasi perempuan, perempuan dimasukkan ke rumah. Di kita ‘kan ekstensifikasi perempuan, kita keluarkan perempuan, keluar rumah,” ujarnya. Globalisasi, katanya, tidak bisa dibendung.
Bagi Pdt. Manuel E. Raintung, S.Si, MM, hidup adalah bagaimana bisa berelasi satu terhadap yang lain. “kita harus saling mendorong memberikan motivasi menciptakan kedamaian di bumi.
“Damai di bumi, juga harus damai di hati juga. Saya kira di dalam pandangan Islam juga sama untuk mengasihi sesama. Bahkan Yesus mengajarkan mengasihi musuh juga,” kata Pdt Manuel yang juga Ketua Majelis Jemaat GPIB Kharis Jakarta Timur ini.
Dikatakan, gereja punya program untuk membangun dan membina sumber daya insani supaya menjadi manusia unggul, manusia beriman, yang sungguh-sungguh berkualitas dan berintegritas.
“Jaga dan rawat hidup supaya mendatangkan kebaikan, mendatangkan berkat bagi banyak orang. Saya dari GPIB, maka tidak hanya program gereja dan masyarakat tapi juga program-program untuk membangun iman umat yang tidak bicara sorga-sorga melulu yang kadang tidak mau tahu lagi tentang kehidupan bersama,” tandas Pdt Manuel.
Menurutnya, dalam hidup bersama perlu membangun suasana sorgawi dengan orang lain.
“Ini menjadi tema-tema aktual ketika kita bersama-sama membangun kehidupan rukun, damai dan adil ini,” katanya menyebutkan bahwa semua itu bisa terjadi karena nilai-nilai kebangsaan yang dihadirkan Pancasila.
“Kehidupan beragama di Indonesia itu juga mendapatkan pengaruh dari kesaktian Pancasila. Persoalan-persoalan kebangsaan selama ini semua menjadi terpadu dan terarah karena ideologi Pancasila. Kita bisa hidup bersama dengan Pancasila. Jadi kalau Pancasila tidak sakti kita semuanya berantakan,” kata Pdt Manuel.
Ia berharap, kedepan bangsa ini semakin menghayati nilai-nilai Pancasila sebagaimana dulu pernah diterapkan pengajaran pendidikan moral Pancasila yang pernah ada dalam kurikulum pendidikan nasional. Karena dari sana bisa mengembalikan lagi pengajaran-pengajaran penghayatan pengamalan Pancasila. /fsp