Home / GPIB Siana

Jumat, 28 Oktober 2022 - 12:41 WIB

SUMPAH Pemoeda: Politik Kebangsaan, Tendensi Ke Arah Identitas Sub-Bangsa

Foto ilustrasi, kegiatan Safari Pelkes di GPIB Marturian Jambi 2019. Foto: Frans S. Pong, Arcus Media Network

Foto ilustrasi, kegiatan Safari Pelkes di GPIB Marturian Jambi 2019. Foto: Frans S. Pong, Arcus Media Network

JAKARTA, Arcus GPIB – Hari Sumpah Pemuda 2022 bagi Gerakan Pemuda GPIB adalah Gerakan yang pro pada perubahan dan aksi nyata dalam karya.

 “Peringatan Hari Sumpah Pemuda menjadi pengingat sekaligus memperteguh kesatuan hati dan aksi nyata kita bersama untuk berkarya dan melayani dalam tiap langkah hidup kita.”

Dalam video ucapan selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022 disampaikan bahwa perubahan, dan aksi nyata dalam karya bukan menunggu atau harus kapan melakukannya tapi sekarang.

“Bukan lagi nanti atau esok hari, tetap SEKARANG waktunya dalam semangat kebersamaan dan satu tujuan bagi kemajuan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, Pemuda menjadi Pemimpin Masa Kini untuk berkarya bagi Indonesia.”

Baca juga  Dari Konven Pendeta GPIB Medan: Diakonia itu Core Business Kita

Hari Sumpah Pemuda tahun ini juga menjadi perhatian pendeta GPIB yang akrab disapa “Romo” ini. Dalam medsos miliknya di facebook ia menyatakan: “KAMI ORANG INDONESIA, SATU BANGSA, SATU TANAH AIR DAN SATU BAHASA.”

Tak ayal pernyataan tegas itu mendapat sambutan mitranya seraya berkomentar mendukung pernyataannya.  “Merdeka…” tutur Rosye Manuputty Kasiha menimpali pernyataan Romo.

Sementara rekan lainnya, Jootje O R New, berkomentar: Salam SUMPAH PEMUDA, Romo !!! “Sumpah Pemoeda yg kita ingat-rayakan adalah peristiwa POLITIK KESEBANGSAAN. Tapi ada tendensi di ranah politik negeri ini bahwa banyak orang justru bergeser ke arah IDENTITAS SUB-BANGSA.”

Baca juga  Bisakah Mengasihi Orang yang Menyakiti, Ini Dia Jawabannya

Eduard Waworuntu menyayangkan makna Sumpah Pemuda bergeser dari selera dan semangat nasionalis menjadi kedaerahan.

“Prakteknya, apabila dia sdh kumpul dua tiga orang, maka bahasa daerahnya pulak yang terdengar, ntah apa artinya, ndak tau lagi soalnya au tak ngerti,” tandasnya menyebut poin ketiga “Menjunjung tinggi bahasa persatuan.” /fsp

Share :

Baca Juga

GPIB Siana

Ibadah Luring Natal 2022 Maksimal 100%, Tenda di Luar Gereja Izin Polisi

GPIB Siana

Bagikanlah Hal-hal Berharga, Tanamkan Pengajaran Baik

GPIB Siana

Intergenerasional GPIB dan Budaya Digital, Apa Saja Tantangannya?

GPIB Siana

Wah, KDRT Terus Meningkat, Ini Resep Pdt. Sally Neparassi Atasi Kekerasan  

GPIB Siana

“Mari Teladani Maria, Jangan Munafik Seperti Yudas”

GPIB Siana

INGAT, Pujian Mengalahkan Si Jahat, Pujilah Tuhan Dengan Sungguh

GPIB Siana

Tidak Taat Memberi Persembahan Persepuluhan Tindakan Penipuan Terhadap Tuhan

GPIB Siana

Ibu Itu Sosok Super Wowen yang Serba Bisa