BLAD 200 Pemakaman Pondok Rangon Jakarta Timur menjadi saksi dimana ia dimakamkan. Dorongan tanah menghantam peti jenazah saat tanah didorong petugas makam menguburkan sosok Pendeta rendah hati memekikkan tangis duka, Selasa (13/02/2024).
Cuaca di pemakaman hari itu cerah seakan berkata “Selamat Jalan” kepada Pendeta Roberth William Maarthin, S.Th, M.Ag. Keluarga, kerabat dan handai taulan memenuhi area Blad 200 TPU Pondok Rangon kala itu dimana dilakukan ibadah pemakaman yang dilayani Pendeta Marthen Laiwakabessy, Ketua I MS GPIB.
Novelis Esai dan penulis beberapa buku ini benar-benar meninggalkan segalanya, baik keluarga maupun jemaat GPIB Petra Jakarta dimana ia berjemaat menjalankan tugas sebagai Pendeta Jemaat.

Pdt. Paulus Kariso Rumambi saat melayani penglepasan jenazah Alm. Pdt. Roberth Maarthin.

Pdt. Marthen Leiwakabessy saat melayani pemakaman Alm Pdt. Roberth Maarthin.
Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Drs. P.K. Rumambi, S.Si di GPIB Petra Jakarta saat melepas jenazah almarhun mengingatkan bahwa kematian adalah pendamping kehidupan.
“Jadikanlah kematian adalah pendamping kehidupan kita, biarlah kematian itu selalu bertengger diatas bahu kita disepanjang perjalanan kehidupan kita. Ini penting jangan anggap bahawa kita akan hidup lama waktunya,” kata Rumambi.

Handai taulan, kerabat dan jemaat Petra turut melayat ke Pemakaman.
Menurutnya, orang yang mau menjadikan kematian itu pendamping kehidupan maka orang itu akan sudi dan berani memandang kematian sebagai pendamping tetapnya disepanjang perjalanan hidupnya ditengah dunia yang fana.
Kepada Arcus GPIB Pendeta Ebser M. Lalenoh kerabat almarhun Romo mengatakan, almarhum adalah sosok luar biasa yang memperhatikan pelayanan dan gereja Tuhan, di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat. Almarhun Roberth William Maathin sangat menjiwai pelayanannya di GPIB.

Pdt. Ebser M. Lalenoh, kerabat Alm. Pdt. Roberth Maarthin: “Sangat Baik di Kampus”
”Keluarga sangat berdukacita dan merasakan kehilangan seorang pendeta, sahabat, teman sepergumulan saat di STT Intim dikenal sangat baik di kampus maka dalam semua pelayanan dia yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk kami para pendeta untuk terus maju dan mengembangkan palayanan,” tutur Pendeta Ebser seraya berpesan agar keluarga istri dan anak-anak diberi kekuatan dan penghiburan.
Catatan Arcus GPIB, GPIB sangat merasakan duka mendalam atas kepergian sosok pendeta yang selalu tampil nyentrik dengan rambut panjang terurai terkadang mengenakan blangkon ataupun selempang. Lahir pada 21 April 1964 wafat pada 10 Februari 2024, Ketua I PHMJ GPIB Petra Jakarta ini yang akrab disapa Romo piawai menata acara-acara pentas.
Saat menata jalannya acara ibadah etnik NTT di GPIB Petra 2023 lalu acara berjalan mulus tanpa kendala dan sangat menarik. Jiwa seni tinggi sangat dimiliki.
Salah satu buku yang telah dirilis almarhum berjudul “Cinta Manusia Baya” telah dua kali naik cetak, cetakan pertama tahun 2019 dan cetakan kedua pada tahun 2022 yang diterbitkan Penerbit Teras Budaya Jakarta 138 halaman. /fsp