Kota Bogor, Arcus GPIB – Sebuah kebanggaan tersendiri jemaat ini memiliki gedung gereja berusia tua, 102 tahun. Usia yang tidak singkat menapaki perjalanan sejarah mewartakan Injil di Bogor khususnya di kota Bogor dan sekitarnya.
Perjalanan soal nama gereja ini di tataran warga seputar gedung gereja dan Kota Bogor pada umumnya sudah sejak lama menyebutnya sebagai gereja Ayam, itu karena di puncak menara ada simbol Ayam Jantan. Waktu pun berlalu gereja ini tak lagi disebut-sebut gereja Ayam. Yang lazim terdengar adalah gereja Istana, itu karena gereja memang sejak awalnya berada dalam kompleks Istana Bogor yang kini dipakai Presiden Joko Widodo. Gereja ini telah menapaki usia 102 tahun.
Usia panjang itupun disyukuri umat Tuhan di gereja yang kini disebut Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Zebaoth Bogor. Di gereja yang kini dipimpin Pdt. Dr. Margie Ririhena-De Wanna ini mensyukurinya dengan berbagai event menarik dari lomba video kreatif hingga donor darah yang dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana HUT 102 tahun Gedung Gereja Zebaoth Bogor.
Ketua Panitia Dr. Lenny S. Syafei saat menyampaikan sambutannya pada puncak acara dalam ibadah Minggu 6 Februari 2022 di GPIB Zebaoth mengatakan, sungguh merupakan suatu anugerah yang luar biasa bagi panitia yang diberi kepercayaan untuk meyelenggarakan rangkaian kegiatan guna memperingati Hari Ulang Tahun ke-102 Gedung Gereja Zebaoth Bogor di masa-masa pandemi covid-19 yang di minggu-minggu terakhir ini, tercatat sedang meningkat penyebarannya.
“Walaupun pada kondisi riel, penyelenggaraan HUT ini sangat dibatasi dengan berbagai aturan PPKM serta Protokol Kesehatan ketat, tetapi yang kami rasakan sungguh luar biasa campur tangan Tuhan Yesus Kristus, sang Kepala Gereja yang mengizinkan seluruh rangkaian kegiatan peringatan HUT ini berjalan lancar, nyaris tanpa kendala. Terpujilah NamaNya,” kata Lenny Syafei.
Untuk itu, kata Lenny Syafei, panitia menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut menyukseskan terlaksananya acara HUT ke-102 Gedung Gereja Zebaoth Bogor ini.
“Yang pertama ibu Pdt Jacoba Marlene Joseph yang berkenan melayani sebagai Pelayan Firman pada Ibadah Tematik I Minggu 23 Januari 2022 dan Ibu Pdt. Nancy Nisahpih-Rehatta yang berkenan melayani sebagai Pelayan Firman pada Ibadah Tematik II Minggu 30 Januari 2022,” kata Lenny Syafei.
Ia juga menghatur terimakasih kepada Walokota Bogor, Dr. Haji Bima Arya Sugiarto, Walikota Bogor yang berkenan menjadi keynote speaker sekaligus membuka Webinar HUT ke-102 Gedung Gereja Zeboaoth, Sabtu 5 Februari 2022 yang mengadirkan empat narasumber Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pdt. Drs. Paulus Kariso Rumbambi M.Si, Direktur Pusat Studi & Pengembangan Perdamaian Institut Nawongwulan Wawan Gunawan, Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar, dan Ketua Majelis Jemaat GPIB Zebaoth Bogor Pdt. Margie Ririhena De Wanna.
Menurut Lenny Syafei, perempuan yang aktif dalam kegiatan UP2M Majelis Sinode ini, tercatat lebih dari 500 orang peserta dan nitizen yang mengikuti webinar melalui zoom meeting dan live pada kanal youtube GPIB Indonesia serta Zebaoth Bogor.
Yang luar biasa Panitia juga mampu menhadirkan orang nomor 1 Persekuuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Gomar Gultom M.Th yang menjadi Pelayan Firman dalam ibadah syukur 102 tahun Gedung Gereja Zebaoth Bogor pada Minggu 06 Februari 2022.
“Terima kasih banyak untuk pelayanannya kepada Bapak Pdt. Gomar Gultom, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia yang berkenan melayani sebagai Pelayan Firman pada Ibadah Syukur HUT ke-102 Gedung Gereja Zebaoth pada hari ini Minggu 6 Februari 2022,” ujar Lenny Syafei.
Pada kesempatan itu, Lenny Syafei menghaturkan terima kasih kepada dokter dan tenaga medis dari PMI Kota Bogor yang memfasilitasi kegiatan Donor Darah pada hari Minggu 6 Februari 2022, yang dilaksanakan setelah ibadah syukur selesai.
“Dan pada kesempatan yang baik ini, saya menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua anggota panitia yang telah bekerja sangat militan, tanpa kenal lelah dengan semangat kebersamaan yang tinggi. Kiranya Tuhan berkenan,” kata Lenny Syafei seraya mengajak waga jemaat untuk menyempatkan menyimak prasasti peletakkan batu pertama oleh Gubernur Hindia Belanda, yang terdapat di dinding sebelah kanan pintu masuk Gedung Gereja Zebaoth. Ada nats alkitab Mazmur 43:3 dalam bahasa Belanda tertera disana.
“Nats ini juga kami kutip dan dikemas dalam bentuk pembatas alkitab yang akan merupakan souvenir khusus HUT ke-102 bagi bapak/ibu/saudara yang hadir dalam ibadah syukur ini di tujuh tempat ibadah wilayah pelayanan Zebaoth Bogor menjangkau 800 orang warga,” imbuhnya.
Situs gereja ini menyebutkan, GPIB Zebaoth Bogor awalnya bernama “Köningin Wilhelmina Kerk” yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. J.P. Graaf van Limburg Stirum, pada hari Jumat tanggal 30 Januari 1920.
Gedung gereja ini terletak di pusat Kota Bogor serta merupakan satu-satunya gereja yang keberadaannya menyatu dengan Kawasan Istana Bogor serta Kebun Raya Bogor. Sejak GPIB berdiri pada bulan Oktober 1946, maka gedung gereja “Köningin Wilhelmina Kerk” ini digunakan sebagai tempat beribadah warga jemaat GPIB yang berada di wilayah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor serta wilayah di sekitarnya.
Oleh masyarakat Kota Bogor, gereja ini dahulu dikenal dengan nama “Gereja Ayam” karena pada puncak atap gedung terdapat patung ayam sebagai simbol arah mata angin.
Pada tanggal 31 Oktober 1948 nama gedung gereja disebut GPIB Bogor, dan sejak tanggal 3 Oktober 1995 disebut sebagai gedung gereja Jemaat GPIB Zebaoth Bogor. Nama Zebaoth dalam Kamus Alkitab (hal. 437) berarti ‘Semesta Alam’ yang mengandung arti kekuasaan TUHAN, sedangkan sebutan Allah Israel yang mengutamakan kekuasaan-Nya atas langit dan bumi dan atas segala kekuatan duniawi (kata “zeba’ot” dalam bahasa Ibrani secara hurufiah berbentuk jamak, berarti ‘Tentara’); secara harafiah artinya ‘tentara’ (yang siap sedia melaksanakan perintah Allah, menurut JD. Douglas, 1999).
Sampai dengan usia 1 Abad di tanggal 30 Januari 2020, gedung gereja ini sudah menjadi tempat beribadah bagi lebih dari 1.600 kepala keluarga jemaat GPIB Jemaat “Zebaoth” Bogor atau sekitar 5.000 jiwa (data GPIB Zebaoth Bogor, 2018) yang berasal dari berbagai suku, dengan berbagai latar belakang pendidikan, budaya maupun ekonomi.
Gedung gereja ini digunakan untuk Ibadah Hari Minggu sebanyak empat kali pada setiap minggunya, disamping tempat untuk berbagai kegiatan lainnya, seperti: Ibadah Pemberkatan Perkawinan, Ibadah Penglepasan Jenazah bagi presbiter, perayaan & pembinaan keagamaan, kegiatan tingkat sinodal serta kegiatan khusus lainnya.
Karena gedung ini masuk dalam kriteria gedung cagar budaya, maka pada tahun 2007, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.26/PW.007/MPK/2007 tentang Penetapan Situs dan Bangunan Tinggalan Sejarah dan Purbakala yang berlokasi di Wilayah Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat sebagai Benda Cagar Budaya, Situs atau Kawasan Cagar Budaya yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia menetapkan Gereja “ZEBAOTH” sebagai Benda Cagar Budaya.
Catatan arcus, sebelum pandemi GPIB Zebaoth Bogor memiliki tujuh tempat ibadah antara lain di Zebaoth sendiri, Bethel, Kapel, Pura, Panti Wherda Hana, Cigudeg dan Dramaga. /fsp